Wajib Tahu! 20 Peribahasa Jepang Populer yang Mengajarkan Tentang Kehidupan

Peribahasa atau pepatah merupakan ungkapan yang biasanya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tidak baik membalas kejahatan dengan kejahatan. Pena lebih kuat dari pedang. Ini hanyalah sedikit contoh perbahasa yang setidaknya sudah sering Anda dengar. Akan tetapi, apakah Anda tahu peribahasa Jepang?Jika belum tahu, di bawah ini kami hadirkan untuk Anda 20 peribahasa Jepang terkenal berikut penjelasannya yang mengajarkan kita tentang kehidupan!

Check out our writers’ top Japan travel ideas!

This post may contain affiliate links. If you buy through them, we may earn a commission at no additional cost to you.

Peribahasa merupakan kata-kata bijak yang diturunkan oleh nenek moyang kita. Mereka membantu mengubah cara berpikir kita untuk dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. Hal itu juga dapat mencerminkan budaya negara. Inilah 20 peribahasa Jepang yang akan mengajarkan Anda tentang kehidupan! 

 

1. Jangan memberi makan terong musim gugur kepada mempelai/menantu wanita (秋茄子は嫁に食わすな)

 

Ada banyak interpretasi terhadap peribahasa ini. Kata "yome" bisa berarti mempelai dan menantu wanita, jadi itu dapat menciptakan pandangan yang berbeda.

Makna pertama: Menunjukkan perselisihan yang tidak terhindarkan antara Ibu dari suami dan menantu wanita karena dikatakan bahwa terong musim gugur adalah makanan yang lezat.

Makna lainnya: Memakan terlalu banyak terong dapat menyebabkan penyakit, jadi Ibu mertua yang mengetahui hal itu ingin mencegah menantu wanitanya memakan terong tersebut.

 

2. Sepandai pandainya bangkai ditutupi, baunya akan tercium juga (頭隠して尻隠さず)

 

Makna: Sepandai-pandainya Anda menutupi kekurangan atau kejahatan, hal itu tidak dapat selamanya ditutupi karena pasti akan terungkap juga.

 

3. Setelah Festival (後の祭り)

Arti secara harafiah berarti "sudah terlambat!"

Makna: Jika Anda menyesali sesuatu, semua itu sudah terlambat dan hanya buang-buang waktu saja untuk memikirkannya.

Matsuri adalah festival yang diadakan di kuil Shinto atau kuil Buddha dan sering dikaitkan dengan kesenangan.

 

4. Tiga tahun duduk di atas batu (石の上にも三年)

 

Apa yang terjadi jika Anda duduk di atas batu selama 3 tahun? Lama-lama batu tersebut akan menjadi hangat.

Makna: Meskipun Anda mengalami masa-masa sulit, pasti suatu saat akan berubah dan menjadi lebih baik. Jadi, jangan menyerah!

 

5. Berjalan menyusuri jembatan batu setelah mengetuknya (石橋を叩いて渡る)

 

Jembatan batu biasanya kokoh. Meskipun demikian, seperti jenis jembatan lainnya, jembatan batu juga bisa runtuh sewaktu-waktu jika strukturnya mulai melemah.

Makna: Perlu mengambil tindakan pencegahan meski pada awalnya terlihat aman atau tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

 

6. Pertemuan sekali seumur hidup (一期一会)

Makna: Pertemuan dalam hidup hanyalah sementara dan karena itu Anda harus harus selalu ingat untuk memperlakukan orang dengan baik agar tidak meninggalkan penyesalan.

 

7. Bahkan kepala sarden terlihat berharga jika Anda mempercayainya. (鰯の頭も信心から)

Asal-usul peribahasa ini berasal dari zaman Edo. Selama masa itu, ada kebiasaan menggantung kepala sarden di pintu masuk rumah untuk mengusir roh-roh jahat selama Setsubun (sehari sebelum Risshun, hari pertama musim semi menurut kalender yang lama).

Makna: Dengan keyakinan, apa pun bisa menjadi berharga jika Anda mempercayainya karena sesuatu bisa saja berubah dengan adanya iman.

 

8. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri (馬の耳に念仏)

 

Makna: Nasehat atau ajaran yang tidak didengarkan atau tidak diingat. Jadi, menasehati hal-hal yang benar kepada seseorang yang tidak mendengarkan atau tidak memahaminya adalah hal yang sia-sia.

Peribahasa Jepang yang serupa: "membacakan Wacana Konfusius kepada seekor anjing", "memberikan uang kepada kucing", "memberikan mutiara kepada seekor babi".

 

9. Memancing ikan air tawar dengan udang sebagai umpan (海老で鯛を釣る)

Mochikun/Flickr

Bream adalah ikan bermutu tinggi di Jepang yang biasanya dimakan ketika ada festival atau sebagai makanan yang disajikan pada acara perayaan. Di sisi lain, udang merupakan makanan laut yang sudah umum.

Makna: Mendapatkan untung besar dengan investasi kecil atau bekerja.

 

10. Pahlawan tanpa tanda jasa. (縁の下の力持ち)

En (縁) adalah teras kayu panjang dan tipis di rumah-rumah bergaya Jepang seperti di sisi kanan bawah pada gambar di atas. Meskipun bukan bagian utama pada desain rumah, tetapi en juga ikut memikul beban berat.

Makna: Peribahasa ini menunjukkan situasi ketika ada seseorang yang bekerja keras untuk orang lain, tetapi ia tidak meminta orang-orang disekelilingnya untuk balas budi kepadanya. Seperti pahlawan tanpa tanda jasa.

 

11. Terlalu panjang untuk obi, terlalu pendek untuk tasuki (帯に短くたすきに長し)

 

Obi, selembar kain dekoratif yang diikatkan pada pinggang di atas kimono (lihat gambar di atas). Tasuki, sepotong kain yang digunakan untuk mengikat pakaian agar tidak terlalu mengganggu. Gambar di bawah menunjukkan cara menggunakan tasuki. Cara memegang pakaian seperti ini disebut tasuki-gake (た す き 掛 け).

 

Makna: Mengacu pada sesuatu yang tidak cocok untuk digunakan dalam situasi apa pun.

 

12. Makan makanan dari panci besi yang sama (同じ釜の飯を食う).

 

 

Kama adalah pot besi (ditunjukkan pada gambar di atas) yang biasanya digunakan dalam acara formal. 

Makna: Memperkuat rasa saling memiliki pada suatu komunitas atau grup dengan memakan makanan yang sama. Hal ini juga mengacu pada situasi ketika orang-orang hidup bersama dan tinggal di satu atap.

 

13. Bahkan Kappa tersapu oleh sungai (河童の川流れ)

 

 

Kappa, makhluk mitos Jepang yang hidup di dalam aliran sungai yang jernih, pandai berenang, dan suka mentimun.

Makna: Peribahasa ini mengartikan bahwa siapa pun dapat melakukan kesalahan, bahkan orang yang ahli sekalipun.

Peribahasa lain yang serupa: "bahkan monyet jatuh dari pohon", "bahkan Koubou (seorang pendeta Buddha yang terkenal) membuat kesalahan dalam menulis".

 

14. Melompat dari Kiyomizu-no-Butai (清水の舞台から飛び降りる)

Kiyomizu-no-Butai adalah dek observasi di Kiyomizudera di Kyoto seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Ada legenda yang mengatakan bahwa jika Anda melompat dari tempat ini tanpa terluka, keinginan Anda akan terkabul. Sebaliknya, jika Anda melompat dan mati, Anda akan pergi ke Nirvana.

Makna: Mengambil risiko dan berharap untuk mendapatkan yang terbaik dalam suatu keadaan.

 

15. Ketidaktahuan bisa terasa damai seperti Buddha (知らぬが仏).

Makna: Tanpa harus mengetahui hal yang sesungguhnya, pikiran dan hati bisa tetap bersih seperti Buddha yang tidak mengetahui kebenaran. Hal itu juga memiliki arti bahwa Anda bisa menjadi lebih riang dan bahagia jika tidak mengetahui hal yang sebenarnya.

Peribahasa bahasa Inggris yang serupa: "ignorance is bliss" (Ketidaktahuan adalah kebahagiaan).

 

16. Tiga orang yang berkumpul dapat menciptakan kebijaksanaan (三人寄れば文殊の知恵)

Makna: Meskipun masing-masing dari tiga orang tersebut tidak terlalu pandai secara individu, dengan berkumpul bersama, mereka dapat memikirkan sesuatu hal yang bagus. Dua kepala lebih baik daripada satu.

 

17. Sosoknya yang berdiri seperti peoni Cina, sosoknya yang duduk seperti peoni pohon, dan sosoknya yang berjalan seperti bunga bakung (立てば芍薬座れば牡丹歩く姿は百合の花)

 

Makna: peribahasa ini menggambarkan penampilan dan perilaku ideal seorang wanita dengan menggunakan metafora bunga. Shakuyaku dan botan, ditunjukkan pada gambar di atas, berada dalam keluarga peoni yang sama, tetapi sedikit berbeda. Shakuyaku terlihat seperti pada gambar di bawah. Intinya, meskipun dari keluarga atau komunitas yang sama, setiap orang memiliki sifat yang berbeda/perbedaan.

 

18. Seperti bulan dan kura-kura Cina bercangkang lunak (月と鼈)

 

Bulan itu bulat. Kura-kura Cina bercangkang lunak pun bentuknya bulat (lihat gambar di atas). Keduanya sama-sama berbentuk bulat, tetapi nilainya berbeda. Di satu sisi, bulan adalah simbol keindahan, sementara kura-kura bercangkang lunak hidup di tanah.

Makna: Perumpamaan yang begitu berbeda dari perbandingannya (seperti surga dan neraka).

 

19. Untuk merebus dan meminum kotoran di bawah kuku (爪の垢を煎じて飲む)

Makna: Peribahasa ini merujuk pada suatu usaha untuk menjadi orang yang hebat dengan meminum kotoran dari bawah kuku tuannya.

Senjiru (煎じる) berarti mengekstraksi bahan-bahan dari tumbuh-tumbuhan dengan merebusnya. Itu juga dapat diartikan bahwa orang-orang hebat memiliki keagungan bahkan di tanah di bawah kuku mereka.

 

20. Menghitung kulit anjing rakun sebelum ditangkap (捕らぬ狸の皮算用)

 

Makna: Menghitung atau mengharapkan imbalan sebelum mulai bekerja atau melakukan usaha. Mirip dengan peribahasa "menghitung ayam sebelum mereka menetas". Sering disingkat menjadi "kawazanyou".

The information in this article is accurate at the time of publication.

About the author

sakowako.yum
sakowako.yum
  • Check out our writers’ top Japan travel ideas!

Cari Restoran