5 Jalur Gowes untuk Menjelajahi Kansai dengan Sepeda

Wilayah Kansai memiliki jaringan transportasi umum yang terhubung dengan mantap, membentang dari Himeji di barat, ke Danau Biwa di timur, dan di sepanjang pantai Laut Jepang. Namun begitu Anda tiba di tempat tujuan, berkeliling ke berbagai lokasi mungkin agak sulit. Berjalan kaki membutuhkan waktu, naik bus juga tidak semudah itu, terutama jika Anda tidak bisa berbahasa Jepang. Sementara itu, taksi nyaman, tetapi mahal. Untungnya, semakin banyak daerah di Jepang yang menyadari potensi wisata gowes. Kini bermunculan layanan bike sharing dan tur sepeda yang bisa Anda manfaatkan. Inilah 5 area di wilayah Kansai yang bisa Anda jelajahi sepenuhnya dengan menggowes sepeda!

*This article is sponsored by the Kansai Tourism Bureau.

1. Biwa-ichi: Bersepeda Mengelilingi Danau Terbesar di Jepang

Jalur bersepeda Danau Biwa jelas merupakan salah satu destinasi bersepeda paling terkenal di Jepang. Jalur ini disebut “Biwa-ichi”, singkatan dari “Biwako-isshu” (berkeliling satu putaran di Danau Biwa). Biwa-ichi adalah salah satu dari tiga Jalur Bersepeda Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Jepang.

Jalur ini memiliki panjang total sekitar 193 km—begitu panjang sehingga pengendara sepeda berpengalaman sekalipun perlu merencanakannya terlebih dahulu dan menyisihkan 2 hari untuk menyelesaikannya. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Lama atau singkatnya perjalanan bisa tetap Anda putuskan sendiri. Di kedua sisi danau ramai dengan sejumlah jalur kereta. Tempat untuk beristirahat atau fasilitas akomodasi juga terdapat di sana-sini. Ada juga jembatan yang membentang di sisi selatan danau. Jadi, jika Anda berangkat dari Otsu (sisi yang lebih dekat ke Kyoto), Anda dapat berkeliling satu putaran mini, sekitar 45 km (sekitar 5 jam). Area di garis danau ini paling padat lalu lintasnya, tetapi destinasi wisata yang bisa dituju juga yang paling banyak. Danau ini sangat dekat dengan Kyoto yang pernah menjadi pusat politik dalam sejarah Jepang. Anda pasti dapat menemukan banyak bangunan dengan sejarah lebih dari seribu tahun.

Pertama-tama, silakan berangkat ke Stasiun Otsu, yang berjarak 10 menit dari Stasiun Kyoto naik Biwako Line. Setibanya di sana, silakan menyewa sepeda di Pusat Informasi Turis Stasiun Otsu di dekatnya. Naiki sepeda Anda ke arah selatan menuju garis danau, lalu berbelok ke kanan. Tempat bersejarah pertama yang akan Anda jumpai adalah Reruntuhan Kastil Zeze, yang dibangun oleh pemersatu Jepang, Tokugawa Ieyasu, pada tahun 1601. Kemudian, Anda akan menemukan jembatan Seta no Karahashi, yang dikenal sebagai salah satu dari Tiga Jembatan Terkenal Jepang, bahkan disebutkan dalam Nihon Shoki (salah satu buku sejarah tertua Jepang dari abad ke-8).

Kayuhlah sepeda Anda sejauh 13 km ke utara untuk mencapai Semenanjung Karasuma yang indah. Sementara itu, di Taman Memorial Karasuma Anda bisa singgah di Museum Danau Biwa. Pantai kecil, kafe, dan berbagai fasilitas lainnya juga terdapat di sini—sangat cocok untuk beristirahat. Setelah itu, lanjut gowes beberapa kilometer lagi. Anda akan tiba di kawasan yang tenang. Di sebelah kiri Anda terlihat danau tak berujung, sedangkan di sebelah kanan Anda tampak hamparan rumput dan kota yang bergantian menggoda mata Anda. Jembatan Danau Biwa juga akan Anda jumpai. Silakan lewati dulu sebentar. Di dekatnya ada Taman Nagisa. Di depan Hotel Marriott terdapat Monumen Pengendara Sepeda yang termasyhur. Anda pasti tak ingin melewatkan berfoto di sini.

Sekarang, silakan seberangi Jembatan Danau Biwa, lalu lanjutkan mengitari danau berlawanan arah jarum jam. Setelah menggowes sejauh 3 km, Anda akan menemukan Ukimido di Kuil Mangetsu-ji yang tampak terapung di danau. Tak jauh dari situ terdapat Ogoto Onsen. Jika rencana Anda memungkinkan—misalnya jika Anda telah memesan sepeda untuk beberapa hari atau Anda memiliki cukup waktu—sekaranglah waktu yang tepat untuk berendam di pemandian air panas. Biarkan rasa lelah Anda luruh ke dalam air, dan persiapkan semangat Anda untuk 14 km yang tersisa.

Di Sakamoto Anda dapat memutar sedikit ke pedalaman untuk mengunjungi Kuil Hiyoshi. Kuil Hiyoshi memiliki pengaruh kuat selama lebih dari ribuan tahun. Di Aula Barat kuil ini, perhatikan bahwa keempat sudutnya dihiasi patung monyet. Monyet ini disebut “Masaru”, alias penjaga kuil. Di dekatnya ada kereta kabel yang menuju ke Hiei-zan Enryaku-ji (yang boleh dikatakan sebagai tempat terpenting dalam agama Buddha di Jepang). Namun, singgah ke sana berarti menyimpang agak jauh dari jalur bersepeda Anda.

Kembali ke jalan setapak. Nah, mulai sekarang, mari kita simak profil singkat beberapa tempat bersejarah. Reruntuhan Kastil Sakamoto dibangun oleh seorang samurai yang juga terkenal sebagai pengkhianat, Akechi Mitsuhide. Terlihat juga Kuil Karasaki—perpaduan pohon pinus legendaris dan lokasinya di tepi danau menciptakan pemandangan khas Jepang. Di sebelah kanan Anda terdapat Omi Jingu, dengan Gerbang Romon-nya yang berwarna merah cerah. Kuil ini dibangun untuk memuja Kaisar abad ke-7 yang memindahkan ibu kotanya ke Otsu. Lalu, ada pusat budaya Otsu-kan, bekas hotel dari awal era modernisasi Jepang yang direnovasi, dilengkapi dengan taman Inggris yang indah. Pemandangan ini adalah bukti sejarah panjang yang diwariskan secara turun-temurun di Prefektur Shiga.

Setelah menyaksikan berbagai destinasi ini, Anda pun kembali ke pusat Otsu. Silakan beristirahat di kafe tepi danau seraya menyaksikan Air Mancur Bunga di tengah pelabuhan. Tentu saja, wisata gowes Anda mungkin mencakup tak lebih dari seperlima Danau Biwa yang mahaluas. Namun, perjalanan yang ramah bagi pelancong ini memungkinkan Anda untuk melihat banyak hal yang ditawarkan oleh Prefektur Shiga.

2. Amanohashidate dan Rumah Perahu Ine: Pemandangan Menawan di Pantai Utara Kyoto

Amanohashidate adalah gundukan pasir yang membentang di teluk samudra. Namanya diterjemahkan menjadi “jembatan ke surga” dan dianggap sebagai jembatan yang menghubungkan bumi dengan langit. Jembatan ini dikenal sebagai salah satu dari Tiga Pemandangan Luar Biasa di Jepang.

 

Di Stasiun Amanohashidate, silakan menyewa sepeda di Chie Kurabe, toko suvenir yang berada tepat di seberangnya. Jalur di sekitar Amanohashidate berjarak 14 km (2-3 jam) dan relatif mudah dilalui oleh pemula tanpa sepeda listrik sekalipun. Tentu saja, menunggangi sepeda listrik pasti terasa jauh lebih mudah.

Tempat pertama yang langsung Anda jumpai adalah Chion-ji, kuil yang didedikasikan untuk dewa kebijaksanaan Buddha, Monju Bosatsu. Kuil ini terkenal dengan omikuji-nya yang khas—ramalan keberuntungan berbentuk kipas, yang banyak digantung pengunjung di pohon pinus di kuil. Setelah mampir sejenak di Chion-ji, saatnya melintasi Amanohashidate!Bersepeda ke sana membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Meskipun jalannya tampak sempit dari jauh, Amanohashidate sebenarnya memiliki lebar lebih dari 20 m (bahkan hingga 100 m di beberapa tempat), ruang yang lebih dari cukup untuk dilewati sepeda Anda. Kawasan ini benar-benar subur karena ditumbuhi ribuan pohon pinus. Anda juga dapat menemukan kuil, pantai, dan kedai teh di sepanjang jalan.

Bersepeda melintasi Amanohashidate sendiri adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Namun, pelancong yang sampai di sini juga wajib melihat pemandangannya dari atas. Taman Kasamatsu adalah salah satu lokasi yang sangat tepat untuk itu. Anda akan menemukannya segera setelah melintasi gundukan pasir. Di sini masih hidup sebuah tradisi yang tampaknya hadir sejak lebih dari seribu tahun yang lalu. Tradisi itu adalah melihat Amanohashidate secara terbalik dengan mengintipnya dari sela paha Anda. Cobalah untuk mengacaukan pandangan Anda dengan mengaburkan laut dengan langit. Dijamin, gundukan pasir akan tampak seperti jembatan ke surga!

Setelah Anda turun kembali dari taman dengan kereta kabel, sambangi Kuil Motoise Kono dan Kuil Manai. Konon, Kuil Motoise Kono pernah dihuni oleh dewi matahari Amaterasu, sedangkan di Kuil Manai ada air yang konon berasal dari surga yang dapat dicicipi para pengunjung.

Jika waktu Anda tidak cukup, di titik ini Anda dapat mengayuh kembali melintasi gundukan pasir. Rasa puas tentu membuncah di dada karena Anda telah cukup menyelami pengalaman klasik di Amanohashidate. Jangan lupa, jalur bersepeda resminya akan membawa Anda mengelilingi laguna kecil, di mana Anda dapat memandangi perairan yang indah di sebelah kiri dan kota kecil bersuasana klasik Jepang di sebelah kanan Anda. Di sepanjang jalan, Anda dapat mampir ke Rumah Perahu Mizoshiri, Kilang Anggur Amanohashidate yang menawarkan hidangan penutup bercita rasa anggur non-alkohol yang dapat disantap bersama dengan keluarga, dan fasilitas pemandian air panas Kurhaus Iwataki. Sebagian besar jalurnya merupakan jalur sepeda khusus dengan pemandangan danau yang sangat indah, dan sisanya adalah jalan samping yang tenang atau trotoar yang cukup lebar. Anda tidak perlu sangat ahli bermanuver sepeda untuk menikmatinya!

Oh ya, sepeda dari Chie Kurabe harus dikembalikan sebelum pukul 5 sore. Setelah itu, Anda dapat berangkat menuju Amanohashidate Viewland. Amanohashidate Viewland adalah tempat terkenal untuk memandangi monumen alam. Sama seperti Taman Kasamatsu, mengintip Amanohashidate secara terbalik dari sela paha akan memberikan pengalaman trik mata, seolah jembatan menuju surga. Selain menyediakan dek observasi, Viewland juga merupakan taman hiburan dengan bianglala, roller coaster, go-kart, dan golf mini. Gundukan pasir yang terlihat dari sini sungguh unik berkat sudut tertentu lokasi ini—dikenal dengan nama “Pemandangan Naga Terbang”.

Jika Anda berencana mengunjungi Kyoto utara, tidak ada salahnya Anda menghabiskan beberapa jam di Kota Ine. Ine adalah kota nelayan yang terkenal dengan rumah perahu indah yang berwarna cerah. Kawasan ini dapat dicapai dengan naik bus selama 1 jam dari Amanohashidate. Perusahaan di Kyoto juga telah menyiapkan jalur gowes di sini, bagian dari jaringan “Kyoto Kaido” yang lebih luas.

Jalur ini bermula di jalan utama kota kecil bersuasana khas Jepang. Jalan menuju Taman Ine-no-sato berkelok-kelok. Anda akan menemukan jalan pedesaan yang berhutan ketika menuju barat laut. Jangan lupa singgah di Kuil Niizaki. Kuil ini berada di tanjung kecil yang menghadap ke laut. Layangkan pandangan Anda ke Pantai Norose yang indah dan sawah terasering yang terhampar dengan latar belakang laut.

Anda bisa kembali ke Ine dengan berbelok ke Jalan Nasional 178. Jaraknya tergolong ramah, hanya 13 km atau sekitar 2 jam. Pemula tentu dapat menaklukkannya dengan mudah. Namun, pegowes yang menyukai tantangan mungkin lebih suka untuk terus melanjutkan perjalanan ke Semenanjung Tango ketimbang berbalik ke Ine. Di situ terdapat mercusuar yang menjulang indah, makanan laut segar yang sangat lezat, dan resor onsen. Namun, berkeliling ke seluruh bagian semenanjung berjarak lebih dari 80 km. Paling bijak jika Anda melakukan perjalanan ini hanya jika Anda yakin dengan kemampuan diri sendiri.

3. Lebih Onsen Biasa! Tur Menikmati Pemandangan Alami di Kinosaki Onsen

Kinosaki Onsen telah menjadi destinasi wisata yang menarik selama sekitar 1400 tahun. Para penduduk percaya bahwa Kinosaki Onsen memiliki khasiat penyembuhan yang ajaib. Destinasi ini sangat Instagramable. Anda bisa memotret gambar-gambar cantik bangunan tradisional yang memadati pusat sungai dan para pengunjung berbalut yukata tradisional yang hilir mudik ke berbagai pemandian air panas. Masih ada banyak hal yang bisa dilihat di sekitar Kinosaki Onsen—bukan semata pusat keramaian dan pemandian terbuka. Kantor pariwisata setempat menawarkan wisata gowes yang memberikan panduan kepada Anda tentang segala sesuatu yang dapat dilihat, serta tempat terbaik untuk berwisata kuliner.

Tur ini dimulai dengan kunjungan ke pemandian umum Ichi-no-Yu, Kuil Gokuraku-ji, dan Minatoya, toko kue tradisional. Kemudian Anda akan menuju ke luar pusat keramaian dan mengikuti Sungai Maruyama yang luas dan berkilau sampai ke pantai. Setiba di pantai, Anda dapat mampir ke pasar ikan segar yang terkenal dengan hasil tangkapan kepiting salju Matsuba-gani. Di sini ada satu toko menarik yang bernama Futakata, yang khusus menjual lauk berbahan ikan segar, yakni kamaboko dan chikuwa.

Tur ini juga menyelipkan dua perhentian yang kebanyakan turis ke Kinosaki tak sampai terlintas di benaknya untuk dikunjungi. Salah satunya, Pantai Hiyoriyama yang menghadap ke laut. Tampak pemandangan yang mengesankan dari tebing terjal dan pulau-pulau jauh menghiasi panorama, termasuk pulau yang muncul dalam dongeng rakyat, Urashima Taro. Gazebo kecil yang berdiri di pulau membuatnya benar-benar tampak seperti dunia dongeng yang mistis, terutama saat diselimuti kabut! Ada juga Lahan Basah Hachigoro Toshima, agak jauh dari laut, yang merupakan cagar alam Bangau Putih Oriental yang terancam punah.

 

Jika Anda ingin berpartisipasi dalam tur berpemandu yang diperkenalkan di sini, silakan mendaftar menggunakan formulir pendaftaran di bawah ini.

Selain itu, di Kinosaki Onsen, Anda dapat menyewa sepeda di Kinosaki Onsen Tourist Information SOZORO dan Kinosaki Onsen Tourist Center di dekat Stasiun Kinosaki Onsen.
Harap dicatat bahwa tempat pertemuan tur dan tempat penyewaan sepeda berbeda.
(Tempat pertemuan tur berpemandu adalah Koyado Enn)

Untuk lebih detailnya, silakan lihat informasi berikut.

4. Sejarah dan Sake di Pesisir Laut Pedalaman Seto

Destinasi bersepeda lain yang kerap diperbincangkan akhir-akhir ini adalah kawasan Harima di barat Prefektur Hyogo. Pemerintah daerah telah membentuk “klaster gowes” yang mencakup sembilan jalur bersepeda melintasi pegunungan, lembah, dan kota-kota kecil. Jalur Pemandangan Indah dengan Semilir Angin Laut merupakan yang terpanjang dari jalur-jalur ini, dengan jarak 48 km dan waktu sekitar 5 jam. Jalur ini cocok untuk pengendara sepeda tingkat menengah. Termasuk di dalamnya adalah jalan panjang tanpa trotoar yang mengharuskan pengendara tetap waspada saat mengayuh sepedanya.

Perjalanan dimulai di Stasiun Banshu-Ako, yang dapat dicapai dengan satu kereta dari Kyoto dan Osaka. Mampirlah ke Pusat Informasi Turis di dekat stasiun untuk menyewa sepeda, dan Anda siap berangkat! Dari stasiun, silakan bertolak ke selatan untuk menuju ke dua tempat wisata utama kota, yakni Kuil Ako Oishi dan Reruntuhan Kastil Ako.

Anda mungkin pernah mendengar tentang kisah 47 Ronin. Alkisah, seorang penguasa Klan Harima dieksekusi di ibu kota atas kejahatannya menghunus pedang ke pejabat istana dan mengenai tubuh dan wajahnya, perbuatan yang dianggap kasar dan menyinggung. 47 pengikutnya bersumpah akan membalaskan dendam tuan mereka, sang penguasa tersebut. Setelah setahun menggodok matang rencana ini, mereka pun berhasil membunuh pejabat istana, sebelum menyerahkan diri. Kisah ini dikenal luas di Jepang serta di luar negeri karena mengejawantahkan prinsip samurai.

Kisah ini sebenarnya terjadi di Ako, tempat ini. Kastil Ako sendiri merupakan tempat kedudukan pemerintahan penguasa setempat tersebut. Kastil ini merupakan hasil restorasi, tetapi tetap patut dikunjungi karena pemandangan parit dan tamannya yang elok menawan. Kuil Ako Oishi di dekatnya secara khusus didirikan untuk menghormati arwah 47 samurai dan terletak di lahan yang dulunya ditempati pemimpin mereka. Ada satu hal yang wajib Anda lakukan di sini. Cobalah untuk menuliskan kenangan buruk Anda di kertas khusus. Lepaskan di kolam kecil, lalu saksikan sendiri kata yang Anda tulis menghilang. Nah, sekarang Anda telah terbebas dari ingatan buruk tersebut.

Sisa jalur ini kebanyakan mengikuti Jalan Nasional 32, 458, dan 250 di sepanjang pantai. Jalan Nasional 250 terkenal di kalangan pegowes di segala penjuru Jepang karena pemandangan lautnya yang menakjubkan. Pandangan Anda bisa menjangkau Pulau Shodo ketika hari cerah, dan bahkan Pulau Shikoku, di seberang Laut Pedalaman Seto!

Di Kota Sakoshi, Anda dapat berbelok ke kawasan komersial bernuansa retro di sepanjang pesisir. Seraya mengayuh, perasaan Anda akan hanyut terbawa ke masa lalu. Fasilitas yang layak dikunjungi adalah Okuto Shuzo Kyodo-kan, penyulingan sake dan museum yang telah berdiri sejak 400 tahun yang lalu. Yuk, jangan lupa membawa pulang sebotol sake dari sini sebagai oleh-oleh!

Teruskan perjalanan Anda melalui Rute Nasional 250, dan Anda akan menemukan pelabuhan nelayan Murotsu yang telah hadir sejak zaman dahulu. Di sini, Anda bisa berhenti di Kuil Kamo yang menawarkan pemandangan laut yang sangat indah. Kuil Kamo terkenal dengan omamori (jimat keberuntungan) yang membawa berkah keamanan lalu lintas bagi pengendara sepeda. Omamori di sini tersedia dalam desain berwarna merah jambu dan biru, dan wajib dimiliki oleh mereka yang mengaku sebagai pegowes sejati!

Menjelang akhir perjalanan, Anda akan menemukan Hutan Plum di Gunung Ayabe. Sebanyak 20.000 pohon plum yang terhampar di lahan seluas 24 hektar menawarkan pemandangan yang benar-benar menakjubkan. Pohon plum akan mekar antara pertengahan Februari dan akhir Maret, menyelimuti taman dengan warna merah muda pucat yang cantik. Akhirnya, tibalah kita di penghujung jalur ini, yakni di Kuil Ikaruga. Hal yang paling menonjol dari kuil ini adalah bahwa kuil ini didirikan sekitar 1400 tahun yang lalu oleh Shotoku Taishi, penasihat kekaisaran terkenal yang namanya masih identik dengan kebijaksanaan dan kecemerlangan hingga sekarang. Pagoda tiga lantai yang elegan di sini kental dengan ciri khas Jepang dan sangat Instagramable.

Dari sini, silakan menuju ke Stasiun Aboshi yang tak jauh dari tempat itu, lalu naik kereta menuju barat kembali ke Stasiun Banshu-Ako. Anda diperbolehkan membawa sepeda ke dalam gerbong asalkan disimpan di dalam cover sepeda. Ingat, Anda harus mengembalikan sepeda maksimal pukul 5 sore!

5. Fukui: Menikmati Alam dengan Pancaindra

Kota Fukui terletak di pertemuan Sungai Asuwa dengan Sungai Kuzuryu. Alhasil, Anda bisa bersantai mengayuh sepeda di tepi sungai seraya menikmati pemandangan indahnya. Salah satu pilihan dalam jalur ini adalah berputar dalam lingkaran besar sepanjang 50 km ke barat menuju biara Eihei-ji yang indah, disambung ke timur menuju reruntuhan bekas kota kastil Ichijodani, lalu kembali ke kota. Kendati sebagian besar jalur ini datar, jalan ke Eihei-ji cukup curam. Pengendara sepeda yang kurang berpengalaman sebaiknya menggunakan sepeda listrik yang tenaganya telah terisi penuh.

 

Namun, artikel ini tidak mengupas opsi utama, melainkan membedah bagaimana bersepeda ke hilir sampai Anda berakhir di pelabuhan perikanan Mikuni dan tebing Tojinbo yang mengesankan. Jalur ini melewati beberapa taman bunga yang indah, jadi sebaiknya rencanakan kunjungan Anda pada musim semi atau musim gugur.

Mulailah dari Stasiun Fukui, tempat Anda mengambil sepeda listrik di pusat informasi turis. Kemudian, ikuti arah hilir Sungai Asuwa, lalu berbelok ke kanan. Di sini, jika Anda berkunjung pada musim semi, Anda akan disambut oleh pemandangan menakjubkan dari ratusan pohon sakura berwarna merah muda pucat namun cantik, yang berjejer di sungai sepanjang 2,2 km. Luasnya area ini membuatnya diperhitungkan sebagai tempat sakura paling terkenal di negara ini. Tak begitu jauh di jalan yang sama, Anda akan menemukan Jalan Nanohana, di mana Anda dapat meluncur melewati hamparan bunga rapeseed kuning yang ceria.

Lebih jauh mengikuti hilir sungai, Anda dapat menemukan Taman Kosmos Miyanoshita. Bunga kosmos bermekaran berwarna ungu, terlihat manis di musim gugur. Anda juga akan menemukan hamparan sawah yang luas, yang berubah menjadi lanskap berwarna keemasan di musim gugur.

Pemberhentian akhirnya adalah Mikuni, tempat mengalirnya sungai ke laut. Di sana Anda akan menemukan taman dan pantai, serta pemandangan kota dan pasar yang menjadi penghubung dengan industri perikanan setempat. Tidak hanya itu, ada juga onsen di sini! Anda benar-benar dapat menikmati alam dengan semua pancaindra Anda. Tebing Tojinbo juga sangat dekat. Jika Anda sudah sampai di sini, sayang jika Tojinbo dilewatkan.

Keseluruhan lintasannya berjarak 26 km dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 3-4 jam. Jika Anda merasa terlalu lelah untuk bersepeda dalam perjalanan pulang, jangan khawatir! Echizen Railway memiliki program “Kereta Sepeda” pada akhir pekan dan hari libur, di mana Anda dapat membawa sepeda Anda ke dalam gerbong di stasiun tertentu, termasuk dua stasiun di Mikuni. Program ini tersedia dari jam 8 pagi hingga 6 sore hampir sepanjang tahun (kecuali musim dingin), dengan biaya tambahan 200 yen. Belum ada pengumuman mengenai ketersediaan pada tahun 2021.

“Kereta Sepeda” memang tidak bisa membawa Anda ke Stasiun Fukui. Namun, Anda bisa menumpang kereta ini hingga ke pusat kota, kemudian kembali naik sepeda dan bertamasya lagi. Anda dapat menurunkan sepeda Anda di salah satu dari sekian banyak lokasi jaringan persewaan sepeda.

Kansai, Kini Menyambut Pegowes dengan Tangan Terbuka

Lonjakan popularitas Shimanami Kaido, jalur sepeda yang melintasi Laut Pedalaman Seto, di kalangan wisatawan mancanegara memicu menjamurnya daerah-daerah di seluruh Jepang yang menawarkan persewaan sepeda dan jalur sepeda khusus. Tempat-tempat yang dulunya harus mengandalkan bus dan kereta yang jarang ada kini bisa dikunjungi kapan saja.

Ayo, masukkan celana yang akan berkibar-kibar tertiup angin, sepatu olahraga, dan sebotol air ke dalam bawaan Anda, dan rencanakan wisata bersepeda Anda!

Wilayah Kansai memiliki berbagai lokasi menarik! Lihat tautan berikut untuk mencari tahu semua yang ditawarkan di area ini:

the kansai guide banner

the exciting kansai banner


If you want to give feedback on any of our articles, you have an idea that you'd really like to see come to life, or you just have a question on Japan, hit us up on our FacebookTwitter, or Instagram!

The information in this article is accurate at the time of publication.

About the author

Koji
Koji Shiromoto
  • Check out our writers’ top Japan travel ideas!

Cari Restoran