Benamkan Diri Dalam Suasana Musim Gugur di Toyama - Wisata Dua Hari Satu Malam Menjelajahi Kurobe dan Uozu

Di Toyama, prefektur pegunungan yang terletak di tepi laut, Anda tidak hanya dapat mengagumi keindahan alam yang menenangkan, tetapi juga menikmati berbagai hidangan boga bahari segar di musim gugur. Di edisi kali ini, kami akan mengajak Anda menjelajahi daerah Niikawa di Prefektur Toyama untuk merasakan semua daya tarik yang ditawarkannya. Mulai dari naik Kereta Torokko di Kota Kurobe, mengunjungi Ngarai Kurobe yang menampilkan pesona dedaunan musim gugur, berendam di Unazuki Onsen yang airnya dikenal efektif untuk kecantikan kulit, melihat hutan terkubur yang misterius, hingga mencoba pengalaman seni pernis tradisional yang disebut Uozu Sikki. Tunggu apa lagi, mari mulai rencanakan perjalanan musim gugur yang santai dan nyaman dengan cara Anda sendiri!

*This article was sponsored by the Toyama Bay, Kurobe Gorge, Etchu Niikawa Tourism Zone Council.

Daerah Toyama Niikawa: Uozu, Kurobe, Nyuzen, Asahi

Daerah Niikawa adalah kawasan wisata luas di timur Prefektur Toyama yang terdiri dari 2 kota besar dan 2 kota kecil: Kota Uozu, Kota Kurobe, Kota Nyuzen, dan Kota Asahi. Dengan gunung, laut, dan sungai, keberagaman geografis di daerah ini menciptakan berbagai pesona alam, dari pegunungan setinggi 3.000 meter, aliran jernih Sungai Kurobe, hingga Teluk Toyama yang kaya hasil laut.

Akses

Terletak di wilayah Hokuriku, Prefektur Toyama memiliki bandara internasional dan stasiun shinkansen. Tentu saja, Anda dapat dengan mudah mengaksesnya dari kota-kota lain di Jepang dan Indonesia. Namun, perlu diketahui bahwa tidak ada penerbangan langsung ke Toyama dari Bandara Soekarno-Hatta. Anda setidaknya harus transit satu kali di Bandara Haneda, dengan total waktu penerbangan 11 jam 15 menit paling cepat. Sementara itu, perjalanan dari Tokyo dengan shinkansen membutuhkan waktu sekitar 2 setengah jam.

Perjalanan dengan Pesawat Terbang

・Waktu penerbangan dari Bandara Soekaro-Hatta ke Bandara Toyama Kitokito sekitar 11 jam 15 menit.

・Waktu penerbangan dari Bandara Haneda di Tokyo ke Bandara Toyama Kitokito sekitar 1 jam.

 

※Informasi penerbangan dapat berubah karena pengaruh COVID-19. Silakan kunjungi website masing-masing maskapai.
※Saat ini, Bandara Toyama Kitokito hanya melayani 2 rute domestik (Sapporo, Tokyo) dan 4 rute internasional (Dalian, Seoul, Shanghai, dan Taipei). Penerbangan dari Bandara Soetta ke Toyama perlu transit di Bandara Haneda.
※Ada loket yang menyediakan layanan rental mobil di hall lantai 1 Bandara Toyama.

Perjalanan dengan Shinkansen

・Naik Shinkansen Hokuriku dari Stasiun Tokyo ke Stasiun Kurobe-Unazukionsen sekitar 2 jam 20 menit. Biaya transportasi: 12,000 yen / orang.

・Naik Kereta Ekspress Terbatas Thunderbird dari Stasiun Shin-Osaka di JR West ke Stasiun Kanazawa. Dari sana beralih ke Shinkansen Hokuriku, lalu turun di Stasiun Kurobe-Unazukionsen. Seluruh perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam 30 menit. Biaya transportasi: 10,000 yen / orang.

※Ada beberapa perusahaan rental mobil yang berjarak 3 menit jalan kaki dari Stasiun Kurobe-Unazukionsen. Anda dapat menyewa mobil segera setelah turun dari kereta.

Rute Perjalanan

Hari Ke-1 Kurobe

Katsubei Kurobe: Manjakan Lidah dengan Hidangan Daging Babi Kurobe Meisui yang Populer

Banyak orang berpikir bahwa ikan dan kerang yang sangat segar adalah kuliner khas Prefektur Toyama. Namun, sebenarnya Anda bisa menemukan lebih dari itu karena masih terdapat kelezatan yang tersembunyi di Kurobe. Salah satunya adalah daging babi merek "Kurobe Meisui". Berasal dari babi yang dibesarkan dengan air tanah Sungai Kurobe yang kaya mineral, dagingnya berlemak, lembut, dan juicy.

Merek "Daging Babi Kurobe Meisui" tidak diberikan sembarangan. Dalam proses evaluasi, hanya 20 hingga 30% daging babi terpilih saja yang dapat dijual di bawah merek tersebut, dan Katsubei Kurobe, yang populer di kalangan penduduk setempat, menawarkan hidangan menggunakan daging ini. Pada satu set hidangan tonkatsu, bagian merah dari daging tebal dengan balutan adonan yang digoreng renyah memiliki tekstur yang padat, sedangkan bagian lemaknya terasa ringan dan sedikit manis. Selain itu, menu Kurobe Meisui Takumi Pork yang disajikan di sini menggunakan daging babi premium yang berada di peringkat 5% teratas. Jadi, pastikan Anda tidak melewatkannya. Pertama-tama, tambahkan garam sesuai selera dan cicipi, lalu habiskan sisanya dengan taburan biji wijen putih yang baru digiling dan saus khusus. Rasanya yang begitu istimewa dijamin tidak akan bisa Anda lupakan.

Kurobe Farm Makiba no Kaze: Nikmati Suguhan Manis Peternakan Sambil Mengagumi Pemandangan Indah Teluk Toyama

Kurobe Farm Makiba no Kaze berada di dataran tinggi di Kota Kurobe. Saat cuaca bagus, Anda dapat melihat pemandangan Teluk Toyama dan Semenanjung Noto, serta memandangi langit cerah dan laut biru yang indah. Bahkan, Anda bisa berinteraksi dengan hewan-hewan seperti kambing dan domba yang tumbuh di alam subur. Jangan lewatkan pula berbagai produk dairy yang diproduksi di peternakan, termasuk susu dan es krim lembut.

Susu yang dijual di sini adalah susu original yang berasal dari tiga jenis sapi perah, terasa lebih full-bodied alias "berat" dan hampir sama dengan hasil perasan segar. Sementara itu, pudingnya yang terbuat dari telur dan susu produksi Prefektur Toyama sangat kaya rasa dan dapat dinikmati oleh orang dewasa dan anak-anak. Hadir dalam sepuluh varian rasa, handmade gelato yang merupakan menu populer, serta menu musiman edisi terbatas juga wajib Anda coba. Rasa krim keju yang saya pesan memiliki sedikit rasa asam, dan aromanya menyebar di mulut.

Kereta Torokko Ngarai Kurobe: Lintasi Jalur yang Dihiasi Dedaunan Musim Gugur Bak Lukisan

Kereta Torokko Ngarai Kurobe melintasi Ngarai Kurobe, salah satu ngarai berbentuk V terkemuka di Jepang. Meski pada awalnya lahir sebagai kereta pengangkut material untuk pengembangan tenaga listrik, lambat laun torokko berubah menjadi kereta wisata yang mengangkut penumpang. Total panjang jalur yang ditempuh adalah sekitar 20 km, dari titik keberangkatan di Stasiun Unazuki ke perhentian terakhir di Stasiun Keyakidaira, dan memakan waktu 1 jam 20 menit sekali jalan. Di sepanjang perjalanan, Anda dapat menikmati keindahan setiap musim, dari tumbuhan hijau di musim semi, lapisan es yang tidak meleleh bahkan di tengah musim panas, dan pemandangan gunung yang diselimuti dedaunan berwarna warni-warni di musim gugur.

Kuronagi Onsen: Pemandian Air Panas Tersembunyi Tertua di Ngarai

Di sepanjang Jalur Kereta Ngarai Kurobe terdapat banyak tempat wisata. Ada pula pemandian air panas terpencil yang hanya dapat dijangkau dengan kereta. Kuronagi Onsen, yang dikenal sebagai mata air panas di ngarai gunung yang dalam, berjarak sekitar 20 menit jalan kaki dari Stasiun Kuronagi di Kurobe Gorge Railway. Di salah satu penginapan terbesar di sepanjang ngarai, Anda akan menemukan pemandian terbuka dari batu alam yang terletak tepat di sebelah sungai. Benamkan diri Anda dalam kemegahan alam dan nikmati kerlap-kerlip bintang di langit malam sambil berendam di pemandian air panas untuk memulihkan tubuh dan jiwa Anda.

Unazuki Onsen Town: Pintu Gerbang ke Ngarai Kurobe

Unazuki Onsen adalah kota pemandian air panas bersejarah yang baru akan merayakan hari jadinya yang ke-100 pada tahun 2023. Terkenal sebagai mata air panas yang berkhasiat untuk kecantikan kulit, air di pemandian ini sangat jernih sehingga disebut sebagai air paling transparan di Jepang. Terlebih lagi, Anda bisa merasakan hangat sampai ke dalam tubuh saat berendam karena suhu air panas di sini mencapai sekitar 90 derajat. Dengan banyak mata air panas, fasilitas pemandian kaki gratis tidak sulit Anda temukan.

・Eki no Ashiyu Kuronagi

Pulihkan lelahnya perjalanan di pemandian kaki yang tersedia di dalam peron atau di luar Stasiun Unazuki Onsen di Toyama Chiho Railway. Menghangatkan kaki sambil melihat kereta yang lewat  pasti akan langsung menyembuhkan penat dan menyegarkan pikiran Anda. 

・Ashiyu Momohara

Di Yumedokoro Unazuki, yang menggabungkan Pusat Informasi Pariwisata dan pemandian umum, terdapat pemandian kaki luar ruangan. Nama "Momohara" pada namanya diberikan karena dulu ada banyak pohon persik di Unazuki.

・Ashiyu Omokage

Pemandian kaki bergaya Azumaya yang terletak di sudut Taman Unazuki didirikan untuk memperingati 80 tahun pembukaan Unazuki Onsen. Lokasinya hanya berjarak sekitar 5 menit jalan kaki dari Stasiun Unazuki Onsen di Toyama Chiho Railway. Anda juga dapat mampir ke restoran atau toko suvenir dan berjalan-jalan santai saat menuju ke sana.

Jembatan dan Kawasan Pejalan Kaki Yamabiko: Mengagumi Pemandangan Spektakuler dari Kereta Torokko

Ada dua jembatan besi merah yang membentang di atas Ngarai Kurobe: Jembatan Shinyamabiko, yang merupakan jalur operasi Kereta Torokko, dan Jembatan Yamabiko, kawasan pejalan kaki dengan jalur terbengkalai yang terawat baik. Kata "Yamabiko" pada namanya berarti "kodama" ("gema") dalam bahasa Jepang. Nama tersebut diambil karena di masa lalu, suara roda kereta yang melewati rel bergema di kota pemandian air panas saat melintasi ngarai.

Di jalan setapak berjarak 1km dari Stasiun Unazuki menuju Bendungan Unazuki, Anda dapat melihat kereta melintasi ngarai yang curam dan jembatan merah. Jika Anda datang di musim gugur, pemandangan 360 derajat dedaunan musim gugur yang mengelilingi ngarai terlihat begitu nyata, membuat Anda seolah-olah berada dalam sebuah lukisan.

Kurobe Unazukionsen Yamanoha: Pemandian Terbuka yang Menyajikan Keindahan Musim Gugur

Kurobe Unazukionsen Yamanoha yang terletak di dekat Sungai Kurobe dibangun berdasarkan konsep empat musim dan alam Unazuki. Di pemandian terbuka, Anda dapat memulihkan rasa lelah dari perjalanan di air hangat sambil menikmati pemandangan indah dedaunan musim gugur dan kemegahan lembah yang tampak berwarna keemasan.

Toyama menyimpan harta karun berupa kekayaan alam, seperti gunung, laut, dan desa. Begitu musim gugur tiba, daerah ini dibanjiri dengan berbagai hasil produksi dan hasil laut yang melimpah. Jika menginap di sini, para tamu akan disajikan aneka hidangan lezat yang dibuat menggunakan bahan-bahan dari gunung dan laut. Tidak hanya itu, Kurobe Unazukionsen Yamanoha juga menawarkan makan malam bergaya prasmanan dengan banyak pilihan hidangan, mulai dari boga bahari, seperti udang mentah, udah bakar, kepiting rebus, dan kamameshi kepiting, hingga steak dan ramen hitam Toyama. Hidangan Barat dan Jepang pun tersaji untuk sarapan pagi, yang dibuat dengan beragam boga bahari, seperti cumi kunang-kunang (hotairu ika) Toyama yang diawetkan, tarako nigiri (nigiri telur ikan pollock), dan sup miso kepiting. Kami benar-benar dibuat kenyang sejak pagi, dan itu adalah awal yang baik untuk penjelajahan hari kedua.

 

Hari Ke-2 Uozu

Mengungkap Dua Keajaiban Uozu di Uozu Buried Forest Museum

Setelah menyelesaikan perjalanan menjelajahi gunung di hari pertama, kami lanjut berkendara pada hari kedua dengan memusatkan tujuan ke daerah pesisir untuk mengeksplorasi sisi laut Uozu. Tempat pertama yang kami sambangi adalah Uozu Buried Forest, yang menyembunyikan dua dari tiga keajaiban Uozu, yaitu Hutan Terkubur dan Fatamorgana.

Uozu Buried Forest: Harta Karun Alam Berusia Dua Ribu Tahun

Uozu Buried Forest adalah hutan cedar purba yang sudah berusia 2.000 tahun. Saat Pelabuhan Uozu dibangun setelah terkubur oleh pasir dan bebatuan yang terbawa akibat sungai banjir, penduduk sekitar dikejutkan dengan temuan banyak akar pohon di sana. Dibangun untuk melestarikan hutan terkubur yang berharga, Uozu Buried Forest Museum ditetapkan sebagai monumen alam nasional.

Anda bahkan berkesempatan menyentuh langsung hutan terkubur kering yang dipamerkan di Dry Exhibition Hall. Anda juga bisa mengunjungi Underwater Exhibition Hall yang menggunakan air tanah jernih dan dingin untuk menyimpan pohon-pohon raksasa, yang diperkirakan berusia 500 tahun, di dalam akuarium. Anda dapat melihatnya dari atas akuarium atau melalui jendela kaca di basement. Selain memberikan pengalaman visual yang sangat kuat, berdiri berdampingan dengan harta karun alam berusia 2.000 tahun, membuat manusia terlihat begitu kecil.

"Shinkiro" (Fatamorgana): Cahaya dan Angin Terjalin Membentuk Seni Alami

Keajaiban lain yang bisa Anda lihat Uozu Buried Forest Museum adalah "Shinkiro" atau "fatamorgana" bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Fenomena alam "Shinkiro" terbentuk dari pembiasan cahaya di udara ketika udara dingin dan udara panas bertemu di atas permukaan laut. Proses alam tersebut kemudian melahirkan pemandangan jauh membentang atau terbalik sehingga terlihat berbeda dari pemandangan yang sebenarnya. "Shinkiro" secara kasar dibagi menjadi dua, yaitu Superior Mirage (Fatamorgana Atas /上位蜃気楼) dan Inferior Mirage (Fatamorgana Bawah / 下位蜃気楼). Keduanya terjadi pada kondisi yang berbeda, tergantung suhu dan arah angin saat itu.

Namun, karena hanya terjadi pada kondisi cuaca tertentu, Superior Mirage lebih jarang terlihat daripada Inferior Mirage, yang bisa Anda lihat sepanjang tahun. Pemandangan ini biasanya hanya muncul sekitar 20 kali setahun dari akhir bulan Maret hingga awal Juni. Jangka waktu terpendek kemunculan fatamorgana bisa beberapa menit saja, sedangkan yang terpanjang berlangsung selama beberapa jam. Fenomena fatamorgana sulit diprediksi. Oleh sebab itu, keajaiban alam ini disebut sangat misterius.

Uozu terkenal dengan fenomena fatamorgana sejak zaman Edo (1603-1868), sampai-sampai disebut "Kota Fatamorgana". Penjelasan rinci mengenai fenomena ini ditampilkan di museum, jadi coba luangkan waktu sejenak untuk memeriksanya.

Toko Grosir Ikan Haritaya: Nikmati Masuzushi Sambil Memandangi Teluk Toyama di Shinkiro Road

Tidak hanya di Uozu Buried Forest, fatamorgana juga dapat dilihat di sejumlah tempat wisata di Uozu. Salah satunya adalah Shinkiro Road di Teluk Toyama, yang membentang sejauh 8km di sepanjang garis pantai utara dan selatan. Meskipun Anda melewatkan fatamorgana musim semi jika berkunjung di musum gugur, Anda masih dapat menikmati keindahan panorama permukaan berwarna biru yang menyegarkan.

Di antara banyak kuliner lezat yang bisa Anda coba di sini, satu-satunya hidangan paling sempurna untuk dinikmati bersama pemandangan indah Teluk Toyama adalah Masuzushi, makanan khas daerah tersebut. Terbuat dari salmon trout yang diasamkan dengan menjaga tingkat kematangan sedang dalam setiap hitungan detik dan nasi cuka dengan rasa seimbang, masuzushi dibungkus menggunakan daun bambu dan dimasukkan ke tong kayu. Kemudian, masuzushi ditekan menggunakan bambu dan karet.

Haritaya di dekat Shinkiro Road adalah toko grosir hasil laut yang telah menjalankan bisnisnya selama lebih dari 100 tahun. Ditambah lagi, karena ini merupakan toko grosir lokal, produk-produk laut yang ditawarkannya berkualitas tinggi. Untuk mencegah nasi cuka menjadi lengket karena tetesan dari ikan, mereka menggunakan metode tradisional. Pertama-tama sashimi diletakkan di bagian bawah, lalu taruh nasi cuka dengan tingkat keasaman sedang di atasnya sehingga Anda akan melihat nasi saat tutupnya dibuka. Dalam keadaan tertutup, balikkan posisinya (tutup di bawah). Kemudian, potong masuzushi di atas tutup sebagai pengganti talenen dengan pisau yang disertakan. Ikan pada masuzushi dipotong tebal, nasi cukanya pun memiliki rasa umami yang lezat. Anda pasti bisa merasakan sedikit aroma bambu yang menyebar di mulut di setiap gigitan.

Umi no Eki Shinkiro: Puaskan Diri dengan Boga Bahari Segar dan Kuliner Khas Lokal

Umi no Eki Shinkiro, yang bersebelahan dengan Pelabuhan Penangkapan Ikan Uozu, berjarak 5 menit jalan kaki dari Uozu Buried Forest Museum. Di sinilah tempat terbaik untuk Anda membeli produk-produk khas daerah ini. Di dalamnya terdapat pedagang ikan dan restoran yang menyajikan hidangan boga bahari lezat dengan harga terjangkau. Selain hasil laut, Anda bisa merasakan empat musim Uozu melalui berbagai produk musiman, termasuk tanaman liar pegunungan di musim semi, sayur-sayuran di musim panas, aneka buah seperti Apel Kazumi dan Pir Tomomichi di musim gugur, dan suguhan terkenal Toyama. Jika Anda ingin pergi ke pasar ikan dan melihat kehidupan sehari-hari penduduk setempat, arahkan kaki Anda ke Pasar Pagi Uozu yang hanya dibuka pada hari Minggku ke-2 dan ke-4 setiap bulan.

Kobo Yamasen Tsuji Butsudan: Uji Keterampilan Seni Pernis Uozu dengan Membuat Cangkir Sake

Pesona Uozu tidak terbatas pada pemandangan teluk nan indah dan kuliner lezat saja. Kerajinan tradisional daerah ini juga merupakan salah satu daya tarik penting yang tidak boleh Anda lewatkan. Sejak zaman dahulu, Niikawa telah menjadi daerah penghasil barang-barang pernis terbesar di wilayah Hokuriku. Pernis Uozu, yang menggabungkan seni pernis halus dan kayu, tidak hanya cantik dipajang, tetapi juga kokoh, tahan lama, dan terjangkau. Banyak di antaranya yang bahkan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 

Kobo Yamasen Tsuji Butsudan yang telah diturunkan selama 100 tahun dan dikelola oleh empat generasi memiliki koleksi karya seni tradisional indah yang dibuat dengan tangan. Mulai dari barang-barang kecil seperti peralatan makan dan hiasan gantung, hingga altar besar kuil Buddha dan Shinto, semua dibuat oleh tangan-tangan dingin para pengrajin terampil di sini. Dalam beberapa tahun terakhir, Kobo Yamasen juga melayani permintaan khusus dari pelanggan di luar negeri.

Untuk memperkenalkan kerajinan tradisional ke lingkup yang lebih luas, Kobo Yamasen membuka lokakarya seni pernis dan kerajinan kayu. Pada kesempatan ini, saya menguji keterampilan membuat cangkir sake pernis di bawah bimbingan seorang pengrajin. Apabila Anda memiliki kesempatan untuk ikut serta dalam lokakarya, cobalah gambar pola favorit Anda di cangkir menggunakan kuas pernis, lalu tutupi dengan bubuk emas murni atau bubuk perak agar karya Anda terlihat lebih unik. Kami yakin itu akan menjadi suvenir yang istimewa.

Sempurna untuk Suvenir atau Dikonsumsi Sendiri

Bir Kaleng Unazuki Isi 3: Rasa Lokal dengan Kekentalan yang Cocok untuk Iklim Kurobe

Unazuki craft beer yang diseduh menggunakan mata air dari Sungai Kurobe dan jelai yang ditanam di alam Kurobe telah memenangkan banyak penghargaan, termasuk Penghargaan Bir Internasional. Bir tersebut dikemas ke dalam kaleng, memungkinkan Anda untuk melanjutkan perjalanan bahkan setelah kembali ke rumah.

Warna kuning cerah nan indah dari "Kölsch" memiliki rasa yang tajam, sementara kesegaran bunga hop benar-benar terasa nikmat, membuat Anda ingin cepat menghabiskannya. Di sisi lain, "Torokko Beer" (Alt) berwarna merah tembaga dicirikan oleh aroma elegan yang unik dari ragi terbaik, dan rasa manis yang ringan serta kekayaan rasanya sungguh merupakan harmoni yang sempurna. Ada pula "Premiamu" (Rice Ale) yang terbuat dari "Fufufu", beras khas Prefektur Toyama. Bir ini memiliki rasa ringan, menyegarkan, menghadirkan sisa rasa yang sedikit kering sehingga cocok dinikmati bersama hidangan ikan.

Patissier Nokki: Cicipi Kesegaran Pai Apel Kazumi Uozu yang Sangat Asam

Apel Kazumi dari Uozu yang hanya didistribusikan di Prefektur Toyama memiliki rasa yang kaya, sangat asam, dan hanya diketahui oleh mereka yang tahu. Meskipun tidak bisa dimakan langsung karena tingkat keasaman yang tinggi, apel ini akan memberikan rasa yang luar biasa saat dibuat menjadi makanan penutup.

Di toko dessert "Pattisier Nokki" yang populer di kalangan penduduk setempat, irisan tebal Apel Kazumi ditumpuk di atas pai, dimasak dengan gula, ditambahkan beberapa lemon dan jeruk yang disesuaikan dengan keasaman apel pada hari itu. Rasa asli buah ditekankan sehingga rasa asam dan manisnya tidak memberatkan. Kombinasi antara pai apel berbentuk bantal berisi selai apel manis yang direbus dengan banyak gula dan kerenyahan kulit pai menghadirkan cita rasa yang tidak mungkin terlupakan. Apel Kazumi dipanen pada musim gugur dan musim dingin, jadi jangan sampai terlewatkan.

Peta Lokasi Kurobe / Uozu

Nikmati Keseruan Wisata Musim Gugur di Kurobe dan Uozu!

Demikianlah petualangan saya selama dua hari satu malam di Uozu dan Kurobe. Walaupun perjalanan kali ini relatif singkat, saya bisa merasakan kesegaran hidangan boga bahari musiman, melihat keajaiban hutan terkubur dan fatamorgana, mengagumi keindahan dedaunan musim gugur bak lukisan, dan bersantai di pemandian air panas terbuka yang menyembuhkan tubuh dan pikiran. Setelah mengetahui semua hal menarik ini, sekarang giliran Anda untuk menjelajahi pesona musim gugur di Kurobe dan Uozu!

Selain Kurobe dan Uozu, Nyuzen dan Asahi di Niikawa juga patut Anda kunjungi.
Simak keseruan perjalanan kami di sana pada artikel berikut: Wisata Dua Hari Satu Malam Menjelajahi Musim Semi Toyama: Berkendara Menyusuri Nyuzen dan Asahi

Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di Facebook!

The information in this article is accurate at the time of publication.

About the author

Fuchi
Fuchi Pan
  • Check out our writers’ top Japan travel ideas!

Cari Restoran