Mengapa Orang Jepang Terobsesi dengan Sterilisasi? Pengantar Singkat Tentang Budaya Kebersihan Orang Jepang

Jepang diakui secara luas sebagai salah satu negara terbersih di dunia. Orang Jepang memiliki kesadaran yang tinggi akan kebersihan di sekitarnya, yang diikuti dengan kebiasaan seperti mencuci tangan dan berkumur. Anda juga akan menemukan banyak jenis produk yang berlabel "menghilangkan bakteri" atau "antibakteri" di supermarket, memenuhi rak di sana sejauh mata memandang. Lalu, mengapa orang Jepang begitu peduli terhadap kebersihan? Apa perbedaan antara penghilang bakteri dan antibakteri? Baca sampai akhir untuk mengetahui jawabannya!

Check out our writers’ top Japan travel ideas!

This post may contain affiliate links. If you buy through them, we may earn a commission at no additional cost to you.

Bagaimana Anda Membedakan Antara Penghilang Bakteri, Antibakteri, dan Sterilisasi?

"Penghilang bakteri", "sterilisasi", dan sejenisnya adalah istilah umum yang terlihat pada kemasan produk-produk rumah tangga di Jepang seperti sabun bubuk dan detergen. Bahkan, pegangan eskalator diberi tanda antibakteri! Apa sebenarnya arti kata itu? Kami sudah merangkum beberapa penjelasan sederhananya di bawah ini:

Penghilang Bakteri

Penghilang bakteri atau jokin (除菌) berarti "mengurangi bakteri dan virus sampai batas tertentu".

Menurut hukum Jepang, hanya produk-produk medis dan obat kuasi yang dapat memberi label "disinfektan" pada kemasannya. Menyesuaikan hal itu, kata "penghilang bakteri" digunakan sebagai penggantinya untuk produk detergen, sabun cuci bubuk, spray non-alkohol, lap pembersih, dan lain-lain.

Antibakteri

Antibakteri atau kokin (抗菌) berarti "menekan pertumbuhan bakteri".

Produk-produk antibakteri tidak bisa membunuh bakteri. Sebaliknya, produk tersebut mengandung zat yang "dibenci" oleh bakteri (misalnya: tembaga, perak, dan titanium) untuk memperlambat pertumbuhannya. Cobalah cari label "SEK" (untuk barang-barang fiber) atau "SIAA" (untuk barang-barang non-fiber) ketika Anda berbelanja!

Disinfektan

Disinfektan atau sakkin (殺菌) berarti "membunuh bakteri dan virus".

Penggunaan istilah ini terbatas pada produk-produk medis seperti disinfektan dan obat kuasi (contoh: sabun obat), sebagaimana ditunjukkan dalam undang-undang Jepang. Produk pembersih rumah tangga tidak diizinkan untuk menyematkan istilah disinfektan.

Sterilisasi

Sterilisasi atau mekkin (滅菌) berarti "memusnahkan semua bakteri dan virus".

Kata ini banyak ditemukan pada produk-produk seperti kasa steril atau perban perekat. Sterilisasi memiliki efek yang paling kuat, meskipun label itu sebenarnya merujuk pada fakta bahwa produk yang dimaksud sudah disterilkan, bukan karena dapat mensterilkan benda lain.

Mengapa Orang Jepang Sangat Peduli dengan Kebersihan?

Banyak wisatawan asing dikejutkan dengan bersihnya jalan-jalan di Jepang saat kunjungan pertama mereka, dan terlebih lagi oleh kebiasaan kebersihan pribadi orang-orang jika mereka memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk setempat. Alasan di balik kecintaan orang Jepang terhadap kebersihan akan kami bahas pada artikel ini, dan berikut adalah beberapa penjelasan yang umum diyakini:

Ajaran Shinto

Ajaran Shinto telah mempengaruhi negeri sakura sejak zaman kuno. Orang Jepang meyakini bahwa para dewa bersemayam di mana saja, misalnya, kamar mandi dan dapur di rumah memiliki dewanya sendiri. Dewa lebih suka tempat yang bersih sehingga orang Jepang merasa berkewajiban untuk menjaga kebersihan agar menyenangkan para dewa. Pemikiran tersebut mengakar pada budaya mereka, dan mendorong siapa pun untuk menjaga kebersihan dan menghindari hal-hal yang mereka anggap kotor.

Klook.com

Iklim Panas & Lembab

Jepang memiliki iklim panas dan lembab, disertai dengan banyak curah hujan - lingkungan sempurna bagi bakteri untuk tumbuh. Makanan akan cepat rusak dan barang-barang rumah tangga akan mudah berjamur. Hal ini tentu membuat orang Jepang harus menjaga semuanya tetap bersih.

Kehidupan yang Stabil

Penjelasan lainnya adalah bahwa orang Jepang mempunyai energi untuk membersihkan karena kedamaian dan stabilitas yang mereka nikmati, serta sumber daya air yang kaya di Jepang. Selama periode Shogun Tokugawa (1600 - 1868), masyarakat Jepang hidup dengan harmonis, dan saluran air dibangun di mana-mana, dari kota-kota besar seperti Kyoto dan Edo hingga ke daerah pedesaan. Orang-orang yang mencuci sayuran dan pakaian di dekat saluran air pun sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Pemerintah selama zaman Meiji (1868 - 1912) memberlakukan undang-undang untuk memastikan warganya membuang sampah dengan benar, dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan. Semua itu berkontribusi pada perilaku masyarakat Jepang saat ini.

Kesadaran Akan Pentingnya Kesehatan Dimiliki Rata-Rata Orang Jepang

Tidak Pernah Merokok, Meludah, atau Makan Sambil Jalan

Jalan-jalan di Jepang biasanya dilengkapi dengan area merokok sehingga puntung rokok jarang terlihat di jalan meskipun Jepang memiliki populasi perokok yang besar. Meludah juga merupakan tindakan yang tidak disukai. Ketika seseorang merasa tidak enak badan dan perlu membuang ludah, mereka akan melakukannya di kertas tisu, lalu membuangnya di tempat sampah.

Makan sambil jalan pun adalah hal yang kontroversial di masyarakat Jepang. Mereka yang menentangnya berpikir bahwa:

(1) makanan bisa saja mengenai pakaian atau jatuh ke lantai,
(2) baunya mungkin menggangu orang lain, dan
(3) kualitas udara di jalan tidak bagus sehingga makan di luar sambil jalan tidak baik untuk kesehatan.

Meskipun banyak makanan dapat dimakan sambil jalan, Anda disarankan untuk menghabiskannya sebelum melanjutkan perjalanan.

Selalu Memakai Masker

Saat musim flu dan alergi datang, banyak yang menderita gejala seperti bersin dan batuk. Orang Jepang akan memakai masker untuk melindungi diri mereka dan menghindari menulari orang lain (atau kadang-kadang untuk menyembunyikan kenyaataan bahwa mereka tidak memakai makeup).

Orang Jepang Suka Mandi/Berendam, Sikat Gigi, dan Berkumur

Di beberapa negara, orang-orang mungkin merasa tidak perlu mandi setiap hari, tetapi tidak dengan orang Jepang. Mereka suka sekali mandi dan berendam. Pemandian umum baru muncul sekitar zaman Edo, sedangkan sumber mata air panas sudah ditemukan jauh sebelum itu karena tersedia di seluruh negeri. Orang Jepang sudah memiliki kebiasaan untuk membersihkan diri setidaknya satu kali sehari sejak zaman dahulu. Selain itu, mereka diajarkan sedari kecil untuk mencuci tangan dan berkumur begitu pulang ke rumah karena mereka percaya bahwa menjaga tangan dan mulut tetap bersih adalah kunci untuk mencegah penyakit.

Ketersediaan Mesin Cuci dan Pengering Koin yang Melimpah; Mengganti Pakaian Setiap Hari

Orang Jepang mengganti pakaian mereka setiap hari, dan pada sejumlah keluarga, hal itu juga berlaku untuk handuk, tikar, dan seprai. Beberapa bahkan ada yang mengganti jaket setiap hari, walaupun itu hanya perjalanan semalam - semua demi kebersihan.

Selain mencuci, penduduk setempat juga memiliki kebiasaan merawat pakaian dengan menyemprotkan penghilang bakteri. Mereka melakukan hal itu ketika tiba di rumah atau sebelum tidur. Anda dapat menemukan berbagai pilihan produk penghilang bakteri dan semprotan pengharum pakaian (dengan beragam aroma!) di supermarket seluruh Jepang. Pengharum pakaian juga sangat berguna terutama setelah makan di izakaya (karena bau rokok) atau restoran hot pot (karena bau asap).

Check out our writers’ top Japan travel ideas!

Dampak Negatif dari Pembersihan Berlebih

Pembersihan yang berlebihan sebenarnya telah menjadi masalah tersendiri dalam masyarakat Jepang. Penelitian telah menunjukkan bahwa tumbuh di lingkungan dengan bakteri yang terlalu sedikit dapat menekan perkembangan sistem kekebalan tubuh pada anak-anak sehingga mereka menjadi lebih rentan terhadap alergi dan penyakit. Orang Jepang mulai memahami bahwa pembersihan yang berlebihan sebenarnya adalah praktik yang buruk, dan hidup dengan mikroba dalam jumlah sedang dapat membantu memperkuat tubuh.

Terima kasih sudah setia membaca artikel kami sampai selesai! Apakah Anda sudah memahami pemikiran dasar tentang "budaya sterilisasi" di Jepang? Banyak orang yang menghubungkan kebiasaan ini dengan situasi COVID-19 di Jepang yang tampak terkendali. Jika benar demikian, tidak ada kata terlambat untuk mengadopsi sedikit cara yang dilakukan masyarakat Jepang dalam kehidupan sehari-hari untuk tetap sehat!

 

Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di FacebookTwitter, atau Instagram!

The information in this article is accurate at the time of publication.

About the author

Ying
Ying Lu
  • Check out our writers’ top Japan travel ideas!

Cari Restoran