Dianggap Tabu! 10 Hal yang Harus Anda Hindari Ketika Menggunakan Sumpit di Jepang

Apa pun makanannya, sumpit digunakan oleh orang Jepang sebagai alat makan utama. Meskipun negara-negara lain, khususnya Asia, juga terbiasa memakai sumpit, Jepang memiliki aturan unik dan etika tersendiri tentang cara menggunakannya. Silakan baca sampai akhir untuk mengetahui hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika menggunaan sumpit di Jepang. Ayo, pahami dan hindari membuat kecerobohan yang tidak disengaja selama kunjungan Anda!

Check out our writers’ top Japan travel ideas!

This post may contain affiliate links. If you buy through them, we may earn a commission at no additional cost to you.

Budaya Sumpit di Jepang

Jepang adalah salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang menggunakan sumpit sebagai alat makan. Konon, sumpit pertama kali dibawa ke Jepang dari Cina pada abad ke-7 dan menyebar ke seluruh negeri melalui pengaruh dari Shotoku Taishi, seorang politisi terkemuka dari periode Asuka (592 - 710).

Seiring berjalannya waktu, Jepang mengembangkan budayanya sendiri dalam menggunakan sumpit. Kini, ada sederet tata krama dan etika yang terbentuk dari sana hingga lahirlah kata "kiraibashi" - hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika memakai sumpit. "Kiraibashi" meliputi tindakan yang sangat tidak sopan, tidak menyenangkan bagi orang-orang di sekitar Anda, dan/atau tidak menghargai orang yang membuat makanan yang Anda makan.

Pada artikel ini, kami akan membahas 10 hal yang harus Anda ketahui ketika menggunakan sumpit di Jepang agar tidak menyinggung orang di sekitar Anda. Tentu saja, Anda tidak perlu khawatir jika tidak lihai menggunakan sumpit, karena memang butuh waktu untuk menguasainya. Namun, begitu Anda mempelajari cara penggunaan sumpit yang tepat, kami sarankan untuk sebisa mungkin mengikuti aturan yang ada selama Anda berada di Jepang.

1. Jangan Mengetuk Sumpit Anda ke Alat Makan yang Lain

Memegang sumpit layaknya stik drum dan mengetukannya ke piring atau gelas disebut "tataki-bashi", itu merupakan tindakan yang sangat tidak sopan. Selain membuat orang di sekitar merasa tidak nyaman, Anda juga akan dianggap tidak dewasa. Bahkan, orang Jepang dulu percaya bahwa mengetukkan sumpit ke mangkuk akan memanggil roh jahat. Hal itu pula yang mungkin menjadi alasan lain mengapa aturan ini ada.

2. Jangan Memberikan Makanan Kepada Orang Lain dengan Sumpit

Menyerahkan makanan menggunakan sumpit disebut "watashi-bashi". Mungkin niat Anda hanya ingin berbagi makanan dengan orang-orang di sekitar Anda. Namun, bagi orang Jepang, ini adalah hal yang tabu, karena watashi-bashi menyerupai seremoni pengangkatan tulang dengan sumpit yang dilakukan di Jepang setelah orang yang dicintai dikremasi. Jika Anda akan memberikan makanan kepada salah satu teman saat makan, harap letakkan di piring kecil terlebih dahulu, lalu serahkan piring tersebut.

Check out our writers’ top Japan travel ideas!

3. Jangan Menggosok Sumpit Sekali Pakai

Anda tentu sudah familer dengan sumpit kayu sekali pakai yang disediakan di restoran dan mini market Jepang, bukan? Namun, tahukah Anda bahwa menggunakan sumpit ini pun ada aturannya? Sumpit kayu biasanya masih menyatu sehingga Anda harus memisahkannya sebelum dipakai. Setelah terpisah, beberapa orang sering menggosokkan kedua sumpit untuk menghilangkan serpihan kayu kecil yang menempel. Perilaku tersebut adalah bagian dari kiraibashi yang disebut "kosuri-bashi". Menggosokkan sumpit memberi kesan meremehkan restoran atau mini market tersebut karena menggunakan sumpit berkualitas rendah. Jika Anda melihat ada serpihan kayu pada sumpit, harap lepaskan dengan tangan.

Klook.com

4. Jangan Menancapkan Sumpit di Atas Nasi

Menancapkan sumpit ke atas nasi disebut "tate-bashi", dan dianggap sebagai salah satu hal yang paling tabu dilakukan dalam penggunaan sumpit di Jepang. Alasannya, mirip seperti watashi-bashi, ini menyerupai tindakan seremonial yang dilakukan saat acara pemakaman umat Buddha. Selain membangkitkan bayangan kematian, tindakan ini juga dianggap sebagai pertanda buruk. Jadi, Anda harus benar-benar berhati-hati untuk tidak melakukannya selama di Jepang. Jika Anda ingin meletakkan sumpit, silakan letakkan secara horizontal di atas piring, bukan di mangkuk, karena itu menyiratkan bahwa Anda "tidak ingin makan lagi", yang juga dikenal dengan sebutan "watashi-bashi".

5. Jangan Menyilangkan Sumpit Menjadi Bentuk X

Di Cina dan negara-negara lain di Asia, memegang sumpit atau meletakkannya menjadi bentuk X dipandang sebagai simbol kematian. Bentuk X juga dianggap sebagai pertanda buruk di Jepang. Jadi, sebisa mungkin jangan melakukannya. Harap pegang dan letakkan sumpit agar sejajar dengan tubuh Anda.

6. Jangan Mengucapkan "Itadakimasu" (Terima Kasih Atas Makanannya) Ketika Memegang Sumpit

Dalam budaya makan dan minum, orang Jepang memiliki kebiasaan untuk menyatukan tangan dan mengatakan "itadakimasu" sebelum mulai makan. Mungkin banyak orang asing yang sudah mengetahui tradisi ini kerena masakan Jepang semakin populer di dunia, serta "gochisosama", yang dikatakan setelah selesai makan. Namun, satu hal yang harus diketahui, Anda tidak boleh mengucapkan "itadakimasu" sambil memegang sumpit. Kiraibashi ini disebut "ogami-bashi". Menunjukkan ujung sumpit kepada orang lain dianggap tindakan yang buruk. Jadi, ketika Anda makan di Jepang, pastikan untuk memegang sumpit setelah mengucapkan "itadakimasu".

Check out our writers’ top Japan travel ideas!

7. Jangan Gunakan Sumpit untuk Menarik Piring / Mangkuk ke Hadapan Anda

Menggunakan sumpit untuk menarik piring atau mangkuk ke hadapan Anda disebut "yose-bashi". Selain tidak sopan, tindakan ini dapat menimbulkan suara gesekan yang tidak menyenangkan dan juga menyebabkan kuah atau makanan tumpah ke meja. Jika Anda ingin mendekatkan piring atau mangkuk, harap gunakan tangan Anda.

8. Jangan Gunakan Sumpit untuk Menunjuk Objek atau Orang

Menunjuk seseorang atau objek dengan sumpit ketika makan disebut "sashi-bashi". Ini merupakan perilaku yang tidak sopan dan dianggap rendah di Jepang. Tidak hanya itu, menunjuk makanan dengan sumpit untuk mengatakan "ini enak", atau memegang sumpit sembarangan sambil mengobrol  juga termasuk dalam "sashi-bashi". 

9. Jangan Menggenggam Sumpit Menggunakan Telapak Tangan Anda

Walaupun mungkin sulit bagi orang-orang yang berasal dari negara yang tidak biasa memakai sumpit, Anda harus tetap mencoba untuk menghindari menggenggamnya dengan telapak tangan, atau disebut "nigiri-bashi". Selain itu, jangan menggenggam sumpit menggunakan dua tangan. Tindakan ini dapat memberi kesan bahwa Anda ingin memakai sumpit sebagai senjata, dan mungkin akan membuat khawatir beberapa orang Jepang yang makan bersama Anda.

10. Jangan Menusuk Makanan dengan Sumpit

Menggunakan sumpit untuk mengambil makanan dengan menusukkannya disebut "tsuki-bashi". Anda akan dianggap sebagai orang yang kurang sopan santun apabila melakukannya. Beberapa orang mungkin menusuk atau menyentuh makanan dengan sumpit untuk mengetes tingkat kematangan, tetapi itu dipandang kasar, karena akan menyiratkan bahwa Anda tidak percaya pada koki yang memasak makanan Anda.

Klook.com

Nikmati Waktu Bersantap di Jepang dengan Memahami Kiraibashi!

Semua aturan menggunakan sumpit muncul dari keinginan untuk menghadirkan pengalaman bersantap yang menyenangkan bagi semua orang. Namun, tentu ada orang-orang yang merasa budaya sumpit di Jepang terlalu banyak dan ketat. Anda tidak perlu mengikuti semuanya, tetapi setidaknya Anda harus mengingat untuk tidak melakukan tate-bashi dan watashi-bashi, karena kedua kiraibashi ini dipandang sebagai tindakan yang paling tidak sopan dan berkenaan dengan ritual pemakanan serta kematian. Silakan gunakan artikel ini sebagai referensi selama kunjungan Anda di Jepang dan buatlah orang-orang di sekitar Anda terkesan dengan etiket sumpit yang sempurna.

 

 

Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di FacebookTwitter, atau Instagram!

Title Image: Tom wang / Shutterstock

Spesial Kanto

The information in this article is accurate at the time of publication.

About the author

Keisuke
Keisuke Tsunekawa
  • Check out our writers’ top Japan travel ideas!

Cari Restoran