4 Hari Menyusuri Daerah Terpencil di Gunma dan Niigata: Sejarah, Seni, dan Sake di Negeri Salju Jepang

Bagi yang bukan pertama kalinya datang ke Jepang, Anda tentu pernah melihat Paviliun Emas di Kyoto, mencicipi okonomiyaki di Osaka, dan berdesakan dalam keramaian di Asakusa, Tokyo. Namun, baik ini perjalanan ke sekian kali maupun pertama kalinya ke Jepang, jika Anda mencari perspfektif baru, sesuatu yang tidak biasa, tetapi masih dapat diakses dengan mudah dari Tokyo, Anda beruntung. Kami telah menjelajahi tempat-tempat yang belum dikenal luas sebagai destinasi wisata di Jepang untuk memperoleh pengalaman tidak terlupakan. Pertama-tama, kami akan membawa Anda ke jantung geografis Jepang, Gunma, tempat kelahiran industri modern Jepang. Kemudian, kita pergi ke Prefektur Niigata untuk melihat Jepang lebih dalam. Memahami alam, sejarah, dan budaya di daerah tersebut sama saja dengan mengenal Jepang itu sendiri.

*This article was sponsored by the Hokuriku-Shin'est District Transport Bureau, Gunma Prefecture, and Niigata Prefecture.

Hari ke-1: Gunma - Sutra dan Awal Modernisasi Jepang

Dengan menaiki kereta peluru Joetsu Shinkansen selama 50 menit dari Stasiun Tokyo, Anda bisa tiba di Takasaki, kota terbesar di Prefektur Gunma dan pemberhentian pertama kami. Meskipun terkenal dengan pemandian air panas dan menawarkan segudang pengalaman seru, Prefektur Gunma bukanlah opsi populer yang sering dipilih sebagai tujuan wisata. Pada perjalanan kali ini, kami akan melangkahkan kaki ke sana dan mengunjungi tempat menarik untuk belajar tentang industri sutra yang membuat daerah tersebut berjaya di zaman keemasannya.

Pabrik Sutra Tomioka: Situs Warisan Dunia UNESCO

Sutra dulunya adalah salah satu ekspor terpenting negara Jepang. Ini hanya dimungkinkan oleh industrialisasi sutra yang berasal dari Pabrik Sutra Tomioka. 

Saat melangkah ke halamannya, kami merasa seperti dibawa ke negara dan era yang berbeda. Situs Warisan Dunia UNESCO ini mencakup banyak bangunan besar yang terawat indah, yang tersisa sejak awal pembangunannya, termasuk pabrik reeling raksasa dengan mesin-mesin yang masih tersimpan, dua gudang kepompong besar, asrama untuk para pekerja pabrik, dan kediaman Paul Brunat, insinyur Prancis yang mendirikan pabrik tersebut. Tampilan unik arsitektur pabrik sutra ini merupakan perpaduan antara gaya Barat dan Jepang, dengan struktur rangka kayu besar dan bata merah yang ditutupi genteng tradisional Jepang. 

Sejarah Pabrik Sutra Tomioka dimulai pada tahun 1872, ketika dibangun untuk model pabrik pemintalan sutra pertama yang dioperasikan oleh pemerintah sebagai bagian dari misi pemerintah dalam mempromosikan industri modern negara tersebut. Mesin-mesin dan teknologi diimpor dari Prancis untuk memungkinkan produksi massal sutra mentah berkualitas tinggi, yang pada saat itu permintaan globalnya sangat tinggi. Teknik penggulungan sutra kemudian menyebar sampai ke seluruh negeri, mengarahkan Jepang masuk ke masa modernisasi industri yang pesat.

Kami berjalan-jalan melalui interior salah satu gudang kepompong yang baru saja direnovasi dengan cermat menjadi ruang pameran modern. Di sini, kami belajar tentang sejarah pabrik dan kisah orang-orang yang pernah tinggal dan bekerja di pabrik dari display artefak dan foto-foto yang dipajang. Salah satu tujuan pabrik pemintalan ini adalah mengumpulkan pekerja sutra dari seluruh Jepang untuk membina mereka dengan keterampilan yang canggih. Dari hal itu kami bisa mempelajari bahwa budaya pabrik lebih maju dari zamannya. Para pekerja pabrik (yang semuanya wanita) mendapatkan banyak keuntungan, seperti akses ke on-site housing, klinik, dan sekolah malam tempat mereka belajar literasi, matematika, dan keterampilan berguna lainnya. Artinya, tingkat pendidikan yang diterima oleh mereka jauh melampaui kebanyakan wanita Jepang kala itu.

Berkeliling melewati gedung-gedung yang luar biasa membuat kami ingin kembali ke masa lalu untuk melihat seperti apa hiruk pikuk pabrik kala itu. Untungnya, panduan suara praktis tersedia dalam beberapa bahasa, termasuk Inggris, Prancis, dan Mandarin. Anda juga dapat menggunakan smartphone Anda sendiri untuk mendengarkan penjelasan dengan memindai kode QR di tempat-tempat utama. 

Terakhir, untuk mempraktikkan semua pengetahuan penggulungan sutra yang telah diperoleh, kami mampir ke sebuah workshop untuk mencoba penggulungan tradisional dengan tangan, yang ternyata membutuhkan lebih banyak konsentrasi dari yang saya duga! Kami juga membuat magnet kulkas dan jimat dari kepompong. Itu adalah cara yang menyenangkan untuk mengakhiri kunjungan, dan kami pun bisa membawa kenang-kenangan lucu yang menjadi pengingat akan semua pengalaman seru tersebut!

Makan Siang - Ichinoya - Mi Kuah untuk Jiwa dengan Sedikit Sentuhan Royalty

Tidak jauh berjalan kaki dari pabrik sutra, kami tiba di Ichinoya, restoran Jepang kecil yang terletak di gang sempit di Tomioka. Koki dan peneliti budaya makanan di restoran ini, Ozawa Shunsai, dulunya memasak untuk Kaisar Showa Jepang, lho! Hidangan khasnya adalah hidangan tradisional Prefektur Gunma, "okkirikomi",  semangkuk mi udon panas dengan kuah. Istilah "okkirikomi" dalam bahasa Jepang menyiratkan gerakan memotong dan melempar mi langsung ke dalam panci pada saat yang bersamaan.

Suapan pertama kuahnya memberikan pengalaman emosional tersendiri; langsung menyembuhkan jiwa, dan terasa seperti pelukan yang hangat. Cita rasa yang halus dan kaya sangat pas melengkapi mi udon yang dipotong dengan tangan (dan karenanya benar-benar rata). Ozawa kemudian memberi tahu kami bahwa elemen paling berharga dari hidangan ini adalah kuahnya, yang dibuat dari berbagai jenis ikan dan bahan-bahan musiman segar lainnya.

Melihat Bagaimana Sutra Saat Ini Dibuat di Pabrik Sutra Usui

Bagi Anda yang tertarik dengan Pabrik Sutra Tomioka dan ingin melihat pabrik sutra abad ke-21 yang beroperasi, Anda dapat mengatur kunjungan ke Pabrik Sutra Usui. Pabrik sutra berusia 62 tahun ini adalah yang terbesar di Jepang dan merupakan salah satu dari sedikit pabrik sutra yang masih beroperasi. 

Sungguh menarik menyaksikan deretan panjang mesin penggulung sutra yang canggih berputar, kepompong yang masuk dan keluar dari nampan kecil seperti mesin jam, serta para pekerja yang wara-wiri di sekitar lantai pabrik mengoperasikan mesin-mesin. Semua itu benar-benar menyempurnakan seluruh kunjungan di daerah sutra ini. Mulai dari melihat bagaimana industri terebut dimulai hingga bagaimana sutra berkembang hingga kini.

Setelah mengeksplorasi tempat-tempat di atas, tidak terasa waktu pun berganti malam. Akan tetapi, petualangan kami masih panjang, dan Niigata menjadi tujuan selanjutnya. Perjalanan ke sana dengan kereta peluru membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Bagi Anda yang tidak biasa bangun pagi, kami menyarankan untuk memesan penginapan di Tokamachi atau Yuzawa. Kedua lokasi ini sangat strategis sebagai titik keberangkatan ke beberapa destinasi kami berikutnya.

Hari ke-2: Menuju ke Niigata! Sejarah dan Seni di Negeri Salju, Tokamachi

Prefektur Niigata berada di utara Prefektur Gunma di wilayah Chubu. Terkenal sebagai daerah penghasil beras terbaik di Jepang dan memiliki banyak salju, Niigata pernah menjadi daerah yang kaya, mempunyai pelabuhan perdagangan yang makmur dan populasi terbesar sampai sekitar 150 tahun lalu. Meskipun pusat ekonomi Jepang telah bergeser ke sisi Pantai Pasifik, kekayaan budaya, tradisi lama, dan pemandangan yang menakjubkan tetap terpelihara dengan baik di sudut Jepang yang indah ini.

Museum Kota Tokamachi: Arsitektur Modern Bertemu dengan Relik-Relik Berusia 5.000 Tahun

Perhentian pertama kami di hari kedua adalah Kota Tokamachi di daerah pedalaman barat daya Niigata. Daerah ini menerima salju paling banyak di antara semua area di Honshu (pulau utama Jepang). Hal itu disebabkan oleh pegunungan di sekitarnya yang membentuk curah hujan yang tinggi. 

Museum Kota Tokamachi baru saja dibuka pada bulan Juni 2020. Sebelum memasuki museum, arsitektur bangunannya sudah menarik perhatikan kami. Ultra-modern dan cermat, arsitektur museum menggabungkan tampilan desain untuk merefleksikan semua karakteristik berbeda pameran tematiknya. Dinding luar menampilkan pola khas tembikar yang dipamerkan, dan atap lengkung yang mirip dengan kain berpola kepingan salju membalut bagian depan bangunan.

Museum ini memamerkan kekayaan alam, sejarah, dan budaya daerah Tokamachi melalui tiga pameran permanennya: Tembikar Desain Api dari zaman Jomon (sekitar 12.000-2.500 SM) yang digali di Tokamachi dan diyakini telah digunakan untuk ritual; Sejarah Tekstil, dimulai dengan reruntuhan yang ditemukan di daerah tersebut pada zaman Yayoi (sekitar 2.300 – 1.700 tahun lalu); serta Salju dan Sungai Shinano, yang mendokumentasikan bagaimana orang-orang menghadapi lebatnya salju di wilayah ini setiap musim dingin, dan kehidupan di sungai terpanjang di Jepang. Semua peralatan aneh yang dipajang di sini memberikan wawasan luas tentang budaya dan keunikan gaya hidup penduduk setempat.

Keajaiban Seni Cahaya di James Turrell's House of Light

Bagi penyuka seni dan desain, House of Light by James Turell benar-benar harus ada di daftar tujuan Anda. Berdiri di atas bukit yang menghadap ke Kota Tokamachi, tempat ini merupakan satu-satunya hasil seni di dunia dari karya James Turrell yang memungkinkan pengunjungnya untuk menginap.

House of Light dibangun untuk Echigo-Tsumari Art Triennale, sebuah festival seni internasional yang diadakan setiap tiga tahun sejak 2000. Dengan karya seni yang tersebar di sekitar 200 tempat di seluruh daerah Echigo-Tsumari, festival seni ini adalah yang terbesar di dunia. Kami telah membahas tempat ini dalam dua artikel terpisah (hanya dalam bahasa Inggris). Jika Anda tertarik menjadikan Echigo-Tsumari tujuan wisata Anda selanjutnya, silakan baca kedua artikel berikut.

A Quick Introduction to Echigo-Tsumari, Where Seasonal and Artisan Beauty Abound (Part 1)
A Quick Introduction to Echigo-Tsumari, Where Seasonal and Artisan Beauty Abound (Part 2)

Eksterior bangunan dirancang seperti rumah keluarga Jepang, tetapi bagian dalamnya itulah yang membuatnya terkenal. Para pengunjung diundang untuk melihat keindahan cahaya, warna, bayangan, dan alam dalam suasana rumah tradisional Jepang. Setiap kamarnya pun memiliki elemen-elemen desain berbeda yang menunjukkan ciri khas keterampilan seni James Turrell.

Bagian rumah yang paling menonjol adalah ruang "Outside In". Ruangan ini memiliki atap yang dapat dibuka, memperlihatkan langit di atasnya. Di sinilah para pengunjung diundang untuk memandang keindahan langit sambil berbaring di lantai tatami saat matahari terbit dan terbenam. Di sekeliling bagian atap yang dibuka dihiasi lampu persegi panjang yang menyala dalam berbagai warna, ada merah muda, ungu, hijau, biru, dan kuning. Tergantung pada warna lampu gantungnya, warna langit yang diterima oleh pikiran Anda juga akan berubah secara dramatis. Ilusi optik ini tidak bisa ditangkap dengan kamera dan hanya bisa dialami oleh mata. Sungguh, tidak henti-hentinya kami terhibur oleh pemandangan itu!

Makan Siang: Hegi Soba yang Lembut Bagai Sutra di Kojimaya

Walaupun Niigata terkenal dengan berasnya, Anda harus menyertakan Hegi Soba ke dalam daftar wisata kuliner Anda. Hidangan soba tradisional yang unik ini dibuat menggunakan "funori", sejenis rumput laut, sebagai bahan pengaku yang memberikan kelembutan nyata pada minya sehingga terasa seperti meluncur ke tenggorokan saat ditelan. 

Kisah di balik penggunaan funori pada soba sebenarnya berawal dari industri tekstil. Mi soba biasa umumnya dibuat menggunakan gandum sebagai bahan pengaku, karena mi soba murni cenderung mudah hancur ketika dimasak. Di Uonuma, soba biasanya diolah tanpa gandum. Oleh sebab itu, penduduk setempat memakai bahan lain untuk bahan pengaku. Uonuma juga merupakan pusat produksi tekstil, dan bubuk funori digunakan untuk mengeraskan pakan tekstil. Kemudian, kedua industri tersebut saling berpapasan dan lahirlah hegi soba.

Di Kojimaya, soba yang disajikan ditata dengan elegan menyerupai benang sutra. Uniknya, alih-alih menggunakan wasabi tradisional, mereka justru menyajikan hegi soba dengan mustard. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan karena di masa lalu wasabi tidak tersedia di daerah itu, dan mustard diyakini dapat lebih melengkapi funori. Benar saja, mustard menambah rasa unik pada soba yang lembut, dan saya benar-benar bisa merasakan kelembutan sutra dari mi sobanya! 

Bersenang-Senang di GALA Yuzawa Snow Resort!

Jika Anda bepergian di daerah ini pada musim dingin atau awal musim semi, cobalah menyempatkan diri mengunjungi lereng ski untuk menggerakkan otot Anda, atau hanya sekadar menikmati salju Niigata yang terkenal. Baik Anda datang dengan mobil atau kereta, kemudahan akses GALA Yuzawa sudah tidak diragukan lagi. 

GALA Yuzawa adalah satu-satunya resor ski di Jepang yang memiliki stasiun shinkansen sendiri, dan dapat dicapai sekitar 90 menit dari Tokyo. Resor ini menyediakan semua hal yang Anda butuhkan. Jadi, Anda bisa datang hanya dengan membawa dompet atau tas tangan, dan perlengkapan untuk melakukan powder turn dapat Anda pakai di lokasi. Perlengkapan ski, papan seluncur, pakaian, dan aksesori ski tersedia untuk disewa atau dibeli. Bagi pemula atau orang yang ingin mengasah keterampilan, ada sekolah ski yang dilakukan dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan Thailand. 

Kegiatan di GALA Yuzawa tidak hanya terbatas pada bermain ski dan snowboarding. Untuk Anda yang ingin menikmati pengalaman bersalju tanpa bermain ski, ada sejumlah kegiatan lain yang bisa Anda ikuti. Salah satunya adalah tur salju "kanjiki", yang akan mengajak Anda berjalan-jalan dengan sepatu salju tradisional Jepang sambil mengagumi pemandangan dari atas gunung. Anda juga dapat mencoba snowmobile sleigh ride, sledding, dan snow-tubing. Di GALA Yuzawa, semua orang dari segala usia pasti bisa bersenang-senang!

Kenyamanan Modern di NASPA New Otani Resort

Apabila Anda hendak bermalam di daerah Yuzawa, NASPA New Otani Resort sangat ideal sebagai pilihan hotel kontemporer. Kamar-kamarnya nyaman, luas, dan memiliki semua fasilitas yang dibutuhkan. Tidak hanya itu, di sini juga terdapat ruang makan besar untuk Anda dapat menikmati berbagai pilihan makanan Jepang dan Barat.

Merasa lelah setelah perjalanan panjang, kami beranjak ke pemandian air panas umum (yang sangat luas dan memiliki bak mandi outdoor) untuk memulihkan kembali energi. Berendam di air panas menghilangkan semua nyeri otot dari petualangan dan permainan yang menyenangkan. Meskipun kami tidak menggunakannya, hotel ini juga mempunyai dua kamar mandi pribadi yang dapat dipesan secara ekslusif untuk individu atau grup. Bahkan, ada pula kolam renang dan gym yang bisa Anda manfaatkan untuk membuang kalori dari prasmanan mereka yang lezat! 

Hari ke-3: Menikmati Karunia Laut dan Mengunjungi Kuil Paling Suci di Niigata

Menikmati Seafood Segar di Pasar Ikan Teradomari

Dengan garis pantai sepanjang sekitar 635 km di Laut Jepang, seafood menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari budaya Niigata. Pasar Ikan Teradomari yang berada di tepi laut Nagaoka menjual seafood segar berharga terjangkau yang ditangkap dari pelabuhan lokalnya, serta dari pelabuhan di seluruh negeri.

Berjalan menyusuri jalur utama dengan deretan kedai seafood yang menjual karunia segar dari laut cukup menyulitkan kami untuk tidak tergoda. Sate seafood bakar yang menyebarkan aroma menggoda di udara dari kedai yang menjual segala macam makanan lezat, seperti cuma bakar, ikan, dan kerang simping, bisa Anda beli dan dimakan dalam perjalanan. Alternatif lain, Anda dapat duduk di salah satu kedai untuk menikmati semangkuk sup seafood sedap. Ini juga merupakan tempat yang sempurna untuk membeli makanan ringan dan beberapa suvenir atau makan siang di salah satu dari sekian banyak restoran sambil memandangi pesona laut nan indah. (Seperti yang bisa Anda lihat di foto, kami sangat puas!)

Kuil Yahiko: Legenda Pendirian Echigo

Terletak di bukit di kaki Gunung Yahiko, Kuil Yahiko sejak dulu menjadi kuil terpenting di Prefektur Niigata. Kuil ini dibangun kembali pada abad ke-8 untuk menghormati Ame-no-Kaguyama-no-Mikoto, yang kabarnya turun dari surga ke wilayah Echigo pada abad ke-6 SM dan mengajarkan keterampilan kepada masyarakat lokal untuk memproduksi garam, memancing, budidaya padi, dan kegiatan pertanian lainnya.

Arsitektur kuil itu sendiri sudah menjadi sebuah tontonan. Di dalamnya tersimpan pedang berharga, Shida-no-Otachi, yang merupakan Properti Budaya Penting Nasional. Kuil ini juga menduduki peringkat teratas di TripAdvisor sebagai tempat wisata paling fotogenik di Jepang pada musim panas 2017. Selain ingin melihat pesona kuil, orang datang berduyun-duyun ke sini untuk menghadiri berbagai festival. Di antaranya adalah Festival Lentera Yahiko (Yahiko Toro Matsuri) pada bulan Juli, yang diadakan sejak sekitar 1.000 tahun lalu. Festival ini menampilkan tarian rakyat, parade lentera besar, dan kembang api di malam hari. 

Kami datang ke sana dengan mobil. Dari kejauhan, gerbang kuil raksasa setinggi 30 meter yang terkenal itu seolah-olah sudah menyambut kami. Dibangun untuk merayakan pembukaan jalur Joetsu Shinkansen pada tahun 1982, gerbang raksasa tersebut menjadi simbol Yahiko yang populer.

Pergi dengan kereta juga tidak kalah seru. Stasiun JR Yahiko, perhentian terakhir di Jalur Yahiko, dibangun dengan mengambil inspirasi dari Kuil Yahiko dan memiliki tingkat detail yang mengesankan. Pilar dan balok berwarna merah terang, serta temizuya (baskom untuk membersihkan tangan penyembah yang datang), memberikan setiap pengunjung awal yang menyenangkan pada perjalanan mereka ke Yahiko.

Manjakan diri dengan Hidangan Musiman dan Ryokan Tradisional di Nadaiya

Bayangkan Anda duduk di meja dengan beragam pilihan makanan lezat di depan mata. Anda tentu tidak tahu harus memulai dari mana. Seolah belum cukup, seseorang kemudian masuk membawa makanan lain sampai ada lebih dari 10 hidangan yang ditata indah, dan semua itu untuk satu orang. Ya, Anda sendiri.

Seperti itulah makanan yang akan Anda terima di Nadaiya. Terkenal karena menyajikan makanan lezat dengan bahan musiman, menunya berganti tergantung pada bahan apa yang terbaik dan tersegar saat itu. Ketika kami berkunjung di musim dingin, kami disuguhi 10 hidangan kepiting extravaganza. Mulai dari daging kepiting kukus hingga miso tahu kepiting dan tempura kepiting, pasti ada unsur kepiting di hampir setiap hidangannya (kecuali makanan penutup, untungnya...). Sungguh sajian yang benar-benar nikmat! 

(Jumlah dan isi hidangan bervariasi tergantung musim dan paket akomodasi yang Anda pilih)

Bangunan berusia sekitar 300 tahun ini tidak hanya berperan sebagai restoran, tetapi juga penginapan tradisional Jepang klasik. Selagi futon di tata di kamar, kami menikmati makan malam. Lalu, kami melengkapinya dengan pemandian air panas umum untuk melepas lelah dari sibuknya bertamasya. Kami hanya berharap bisa tinggal cukup lama untuk menyewa pemandian udara terbuka pribadi di atap, yang menghadirkan pemandangan desa dan bukit-bukit sekitarnya!

Hari ke-4: Kota Niigata - Sejarah dan Tradisi Bersembunyi di Setiap Sudut

Gaya Hidup Orang Kaya dan Makmur: Museum Budaya Utara

Pernahkah Anda menonton drama populer Downton Abbey yang menceritakan kisah kehidupan bangsawan Inggris? Tidakkah Anda penasaran seperti apa versi Jepangnya? Nah, jika Anda belum pernah menyaksikannya, gunakan kesempatan ini untuk mengetahui bagaimana salah satu keluarga terkaya hidup di masa feodal di Jepang.

Museum Budaya Utara dulunya adalah rumah megah milik petani terkaya di Echigo. Keluarga Ito yang membangun museum ini memiliki tanah seluas 1.385 hektar pada masa jayanya (setara dengan sekitar 300 Tokyo Domes!). Setelah Perang Dunia II, karena adanya reformasi lahan, keluarga Ito tidak dapat lagi menguasai seluruh tanah tersebut. Keluarga itu kemudian mendirikan Yayasan Museum Budaya Utara dan menyumbangkan harta kekayaannya demi melestarikan bangunan, taman, dan karya-karya seni di sana untuk generasi mendatang.

Kini, kompleks rumah 65 kamar ini menyimpan sekitar 6.000 barang antik dan karya seni dari Jepang, Cina, dan Korea. Rumah kayu dua lantai yang megah tersebut juga merupakan hasil kehebatan karya arsitektur. Kecermatan arsitektur dan desain indah di setiap sudutnya menunjukkan teknik dan desain arsitek, serta pengrajin pada masa itu. Kami paling terkesan dengan ruang perjamuan besarnya. Dirancang menggunakan sedikit pilar dengan gaya arsitektur tradisional Jepang, ruangan tersebut menarik mata Anda ke pemandangan terbuka yang menampilkan taman bagian dalam yang ditata sangat cermat. Sebagian besar taman tertutup salju ketika kami mengunjunginya, tetapi kedamaian yang diberikan taman ini kepada para pengunjung sangat menyentuh hati.

Mencicipi Sake Niigata: Imayo Tsukasa Sake Brewery

Sangat disayangkan jika Anda tidak berkunjung ke tempat pembuatan sake saat datang ke Niigata. Sake mungkin adalah perwujudan terbaik dari Niigata: tanah, udara, beras, air, dan mata pencaharian orang-orang yang tinggal di sini.

Sebagian besar orang yang tinggal di Jepang tentu berpikiran bahwa beras terlezat di negara ini berasal dari Niigata. Selama 28 tahun berturut-turut, dari tahun 1989 sampai 2017, beras Uonuma Koshihikari-nya telah menerima grade "A" dalam peringkat rasa tahunannya. Iklim di Niigata, lelehan salju yang mengalir dari pegunungan, dan sinar matahari selama berjam-jam menciptakan kondisi yang sempurna untuk menanam beras berbiji pendek premium ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada banyak pabrik sake di Niigara, totalnya sekitar 90 pabrik.

Kami senang bisa mengunjungi salah satu pabrik paling terkemuka di Niigata, Imayo Tsukasa Sake Brewery. Didirikan pada tahun 1767, bangunan berusia sekitar 250 tahun ini hanya membuat sake "junmai". Artinya, sake dibuat hanya menggunakan beras, air, dan koji, tanpa alkohol. Di sini, mereka juga secara eksklusif menyeduh sake dengan air pegunungan Niigata dari Suganatake, yang terkenal lezat dan berkualitas tinggi.

Fasilitas yang ada saat ini masih terus beroperasi sejak 120 tahun lalu. Kunjungan kami ke sana pada musim dingin bertepatan dengan waktu pembuatan sake. Kami juga berpartisipasi dalam tur berbahasa Inggris (diadakan setiap hari pada hari kerja pukul 14:00). Penelusuran kami di pabrik sake diiringi suara dengungan mesin, dan aroma buah dari sake yang diseduh di tangki raksasa tercium dengan jelas. Imayo Tsukasa adalah salah satu dari sedikit pabrik di Jepang yang masih tetap menggunakan tangki "kioke", yang terbuat dari kayu cedar. Jadi, sangat menarik melihatnya dari dekat.

Tur sake tidak akan lengkap tanpa mencicipi sake. Hanya dengan membayar 1,000 yen, Anda bisa menikmati lebih dari 10 jenis sake. Semua sake yang dijual di toko mereka dibuat di sana. Salah satu produk andalan mereka adalah KOI Junmai Daiginjo. Desain botolnya yang khas terinspirasi dari ikan koi, dan telah memenangkan banyak penghargaan desain di Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.

Nikmati Waktu Berbelanja dan Mencicipi Sake Hingga Menit Terakhir di Stasiun Niigata

Ingin membawa pulang bagian indah dari prefektur menakjubkan ini? Ada beberapa toko makanan dan suvenir di Stasiun Niigata yang patut dikunjungi untuk memenuhi semua kebutuhan berbelanja Anda sebelum naik Joetsu Shinkansen, yang akan membawa Anda langsung kembali ke Tokyo dalam waktu dua jam. 

Ponshukan, toko yang menjual berbagai macam makanan dan sake yang seluruhnya berasal dari produsen, pabrik, dan manufaktur di Niigata, berada tepat di sebelah gerbang tiket barat di dalam Stasiun Niigata. Anda dapat menemukan beberapa produk terbaik prefektur tersebut di sini: beras, makanan manis, bir, dan masih banyak lagi!

Kami tidak dapat menahan godaan ruang sake-testing yang terkenal unik di belakang toko. Di ruangan itu terdapat 150 pilihan sake berbeda yang keluar dari mesin penjual otomatis kecil. Kami dapat mencoba lima jenis sake hanya dengan mengeluarkan 500 yen. Cara yang cukup sempurna untuk memperoleh kesenangan terakhir sebelum tidur siang selama sekitar dua jam dalam perjalanan kembali ke Tokyo!

Ketika Tradisi, Budaya, dan Sejarah Dipertahankan dengan Baik

Meskipun kurang begitu dikenal dibandingkan kota-kota besar lainnya di Jepang, Gunma dan Niigata sebenarnya memberikan wawasan unik tentang bagaimana kerajinan kuno dan industri dilestarikan, bagaimana tradisi berkembang, dan pandangan lebih dalam pada budaya daerah Jepang. Mari langkahkan kaki Anda memasuki daerah yang penuh dengan pemandangan alam spektakuler, seni alternatif, dan masakan lezat yang menggiurkan! Bisakah Anda percaya bahwa daerah seperti itu dapat diakses dengan mudah dari Tokyo? Ada berjuta alasan untuk Anda mengunjungi bagian Jepang yang menakjubkan ini. Jadi, tunggu apa lagi! 

Ingin mengetahui lebih banyak? Kunjungi situs web di bawah untuk mempelajari lebih lanjut tentang prefektur yang luar biasa ini:

▼Gunma
Japanese: https://niigata-kankou.or.jp/ 
English: https://www.visit-gunma.jp/en/ 

▼Niigata
Japanese: https://gunma-dc.net/ 
English: https://enjoyniigata.com/en/ 

The information in this article is accurate at the time of publication.

About the author

Samantha
Samantha
  • Check out our writers’ top Japan travel ideas!

Cari Restoran